Header Ads

Terang Sabda

Senin, 04 November 2013

Peringatan Wajib St. Karolus Borromeus, Uskup

Allah berbicara kepada kita dalam keheningan hati dan kita mendengarkan-Nya (Beata Teresa dari Kalkuta)

Antifon Pembuka (Yeh 14:11.23-24)
Tuhan bersabda, "Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.

Pengantar
Karolus Borromeus lahir di Rocca d'Arona, Milan, Italia pada 2 Oktober 1538. Ia mengikuti pendidikan calon imam pada usia dewasa dan ditahbiskan menjadi imam pada 4 September 1563 oleh Uskup Frederikus Cesi. Tiga bulan berikutnya, tepat pada 7 Desember 1563 ia ditahbiskan menjadi uskup di Kapel Sistina oleh Kardinal Giovanni Serbelloni dan kemudian diangkat sebagai Uskup Agung Milan pada 12 Mei 1564. Tugas berat sebagai Uskup Agung dilakoninya hingga napas terakhir, pada 3 November 1584. Karolus dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada 12 Mei 1602 dan kemudian dinyatakan sebagai Santo oleh paus yang sama, pada 1 November 1610, tepat pada hari raya semua orang kudus. (Sumber: Cafe Rohani/en.wikipedia.org)

Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabaik, berilah kami rahmat untuk dapat merasakan kebaikan-Mu sepanjang hari ini seperti telah dialami oleh Santo Karolus Borromeus. Semoga karena rahmat-Mu pula, kami mampu menjadi saluran kasih dan rahmat-Mu bagi sesama yang kami jumpai hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan I
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (Rom 11:29-36)

"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
   
Saudara-saudara, Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Dahulu kalian tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang kalian mendapat kemurahan karena orang-orang Israel tidak taat. Demikian pun sekarang mereka tidak taat, supaya memperoleh kemurahan berkat kemurahan yang telah kalian peroleh. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberi Allah sesuatu, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah, dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan 
Reff.: Demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, ya Tuhan
Ayat (Mzm 69:30-31.33-34.36-37):
  1. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
  2. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
  3. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bait Pengantar Injil 
Reff.: Alelluya
Ayat: Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (Luk 14:12-14)
"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."
   
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.


Renungan
Yesus tidak menentang upah atas kebaikan yang kita lakukan. Yang dikritisi oleh-Nya adalah saat kapan kita diberi upah dan siapa yang memberi upah. Allah Bapa berencana untuk memberi upah/ganjaran kepada kita masing-masing pada saat kebangkitan kita (Luk 14:14). Setelah membaca ini, anda mungkin merasa bahwa sepertinya Tuhan memberi upah atas pelayanan kita dengan sistem angsuran! Akankah pembayaran upah kita lunas pada waktunya? Dalam kasih-Nya, Allah memberi kita upah sampai batas tertentu selama hidup kita di bumi. Dia mulai rencana pembayaran upah kekal-Nya sedikit lebih awal ketika Ia "memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita" (2 Kor 1:22).

Setelah kita menerima Roh Kudus, kita melayani Dia dengan segenap pengabdian dan kekuatan bahkan meskipun dunia menentang kita. Berikutnya datang saat kedua pembayaran upah kita di dunia. St Theresia dari Avila pernah mengatakan kepada Allah: "Sungguh benarlah bahwa siapa pun yang bekerja untuk Engkau diberi upah berupa kesulitan/pencobaan dan hal itu sungguh sangat berharga bagi mereka yang mengasihi Engkau jika kita memahami nilainya!" Untuk memahami dengan baik apa syarat-syarat supaya memperoleh upah yang kedua ini, baca Sirakh 2:1, 2Timotius 3:12, dan Yakobus 1:2-4.

Sebagaimana biasanya, Tuhan ingin memurnikan motivasi kita untuk melayani Dia. Jika kita melayani Dia dengan harapan akan diberi upah dalam bentuk mata uang dunia ini, "kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga" (Mat 6:1).

"Siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?" (Rom 11:35). Allah tidak berhutang apa-apa kepada siapa pun. Maka Allah tidak peranh harus melunasi hutang kepada siapapun. Benar, Dia mungkin mengupahi kita justru dengan masalah seumur hidup. Namun, "janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya" (Ibr 10:35). "Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya." (2 Yoh 8).

Doa Malam
Bapa, semoga aku bisa melayani Engkau bukan dengan harapan akan dibayar, tetapi hanya karena aku mengasihi Engkau dengan segenap hatiku.

No comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.