Header Ads

Terang Sabda

Selasa, 09 Oktober 2012

Hari Biasa Pekan XXVII/B
“Dosa adalah satu tindakan pribadi. Tetapi kita juga mempunyai tanggung jawab untuk dosa orang lain kalau kita turut di dalamnya” (Katekismus Gereja Katolik, 1868)

Doa Pagi
Allah yang Mahabaik, kami bersyukur atas iman yang telah Engkau tanam dalam hati kami. Semoga kami berani berpegang teguh kepada janji-Mu, sekalipun tidak jarang mendapat ejekan atau hinaan. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Antifon Pembuka (Mzm 139:13)
Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku.

Keputusan untuk berbalik kepada Tuhan adalah langkah hidup yang mengantar kita menjadi berkat bagi sesama. Rasul Paulus menjadi teladan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (1:13-24)
Saudara-saudara, kalian tentu telah mendengar tentang hidupku dalam agama Yahudi dulu. Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dalam agama Yahudi itu aku jauh lebih maju dari banyak teman sebaya di antara bangsaku, karena aku sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi Allah telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh karena kasih karunia-Nya. Ia berkenan menyatakan Anak-Nya dalam diriku, agar aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa lain. Pada waktu itu sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. Aku juga tidak pergi ke Yerusalem untuk mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku. Tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Baru tiga tahun kemudian aku pergi ke Yerusalem untuk menemui Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi rasul-rasul yang lain tak seorang pun yang kulihat, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: Apa yang kutulis kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. Tetapi aku tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Mereka hanya mendengar, bahwa orang yang dahulu menganiaya mereka sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15)
R : Ya Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang kekal.
  1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 
  2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat. 
  3. Jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.
Bait Pengantar Injil
Alleluya
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.  
Alleluya.

Kekhawatiran dalam karya pelayanan kerapkali menyurutkan tekad untuk mengikuti Yesus. Orang yang demikian akan susah dalam hidupnya. Sebaliknya, orang yang setia mendengarkan kehendak-Nya akan memperoleh kebahagiaan di dalam Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

 
Renungan
Hidup yang seimbang itu akan membuat kita tenteram dan bahagia. Harmonisasi antara jasmani dan rohani mencerminkan hidup kita yang bahagia. Maria dan Marta menjadi cermin hidup kita. Kedua sifat itu selalu mewarnai hidup kita. Sudahkah hidup kita seimbang antara jasmani dan rohani?

Doa Malam
Yesus yang bijaksana, terima kasih atas teladan Maria yang dengan setia mendengarkan sabda-Mu. Semoga aku berani memilih Engkau di atas segala-galanya dan tawaran akan hal-hal duniawi tidak menggoyahkan imanku. Sebab Engkaulah sumber hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

No comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.