tag:blogger.com,1999:blog-77645913994127668042024-03-14T06:43:20.200+01:00Hidup dalam Terang SabdaMedia pendalaman iman Katolik, pembelajaran Alkitab dan katekese bagi anda yang berkehendak baik yang mau hidup dalam terang sang Sabda.Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.comBlogger860125tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-17011364715524926392023-04-28T06:00:00.011+02:002023-05-09T16:08:52.799+02:00Apa hubungan antara Evangelisasi, Kerygma, dan Katekese?<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://lectionaryartorg.files.wordpress.com/2017/05/predel1.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" height="auto" width="100%" data-original-height="514" data-original-width="800" src="https://lectionaryartorg.files.wordpress.com/2017/05/predel1.jpg"/></a></div>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Evangelisasi, kerygma, dan katekese merupakan tiga hal penting yang saling berkaitan dalam kehidupan iman Kristen. Apakah hubungan antara ketiganya dan bagaimana mereka saling melengkapi satu sama lain dalam misi gereja untuk mewartakan Injil?</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Dalam Perjanjian Baru, kata <i>kerygma</i> muncul 8 kali, 6 di antaranya dalam surat-surat Paulus, dan kata kerja <i>kerussô</i> 60 kali, 19 kali di antaranya dalam tulisan-tulisan karya Santo Paulus. Kata <i>kerygma</i> mengandung makna baik isi pewartaan maupun tindakan mewartakan. Kata ini adalah transliterasi dari bahasa Yunani yang berakar pada kata <i>kèrux</i>, yang berarti pemberita yang bertanggung jawab atas pengumuman resmi. Kerygma tidak mengacu pada pemberitaan tentang suatu fakta, melainkan pewartaan tentang seseorang dan suatu peristiwa: Yesus adalah Mesias yang disalibkan dan bangkit bagi kita. Karena itu, kerygma berpusat pada warta Paskah tentang kebangkitan Yesus; ini merupakan pesan utama dan mendasar dari iman Kristen, yaitu bahwa Yesus, Sang Mesias, sungguh Allah dan sungguh manusia, mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita. Mengandalkan kekuatan ilahi (<a href="https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=1kor&b=2&a1=4&a2=5" target="_blank" rel="follow">1 Kor 2:4-5</a>), kerygma memiliki kekuatan transformatif karena melalui pewartaan ini, Dia Yang Bangkit hadir, terungkap dan bertindak. Dengan demikian, Kerygma menjadi dasar bagi evangelisasi dan katekese.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Evangelisasi merupakan aktivitas murid-murid Yesus Kristus untuk menyebarkan Injil dan mengajak orang untuk percaya kepada Dia yang telah wafat namun bangkit mulia. Dalam evangelisasi, kerygma menjadi pusat perhatian karena melalui pewartaan kabar gembira ini, seseorang dapat terpesona oleh kasih Allah dan menerima iman. Dalam konteks ini, kerygma berarti tindakan mewartakan dan sekaligus isi dari pewartaan Injil. Kerygma pun disebut sebagai pewartaan pertama, bukan sekedar dalam arti urutan awal namun “dalam arti kualitatif karena merupakan pewartaan <i>utama</i>, yang harus kita dengar lagi dan lagi dengan berbagai cara, yang harus kita wartakan dengan satu atau lain cara melalui proses katekese, di setiap tingkat dan setiap saat” (<a href="https://www.terang-sabda.com/2022/01/evangelii-gaudium.html#164" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i>, no. 164</a>).</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Dengan demikian, katekese merupakan pengembangan dan penjelasan dari kerygma. Katekese juga sering diartikan sebagai proses pengajaran dan penjelasan iman Kristen, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman seseorang tentang ajaran gereja dan membantu mereka mengalami keindahan Injil. Paus Fransiskus menekankan pentingnya katekese kerygmatis, sebab pada dasarnya “Semua pembinaan Kristiani merupakan pendalaman kerygma, yang mendarah daging semakin mendalam dan terus-menerus menerangi karya katekese, sehingga memampukan kita memahami dengan lebih penuh makna setiap tema yang dikembangkan dalam katekese” (<a href="https://www.terang-sabda.com/2022/01/evangelii-gaudium.html#165" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i>, no. 165</a>). Katekese tidak hanya membantu pertumbuhan iman yang harmonis, tetapi juga berkontribusi untuk membangkitkan iman itu sendiri dan menemukan keagungan dan kredibilitasnya.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Karena menggaungkan dan memperdalam kerygma, katekese diundang untuk lebih menekankan “karakter usulan [artinya aktif memberikan proposisi - <i>red</i>]; kualitas naratif, afektif dan eksistensial; dimensi kesaksian iman; sikap relasional; nuansa keselamatan” (<a href="https://www.terang-sabda.com/p/pedoman-katekese-2020.html#59" target="_blank">Pedoman Katekese, no. 59</a>). Hal ini membantu memastikan bahwa pengajaran iman Kristen tidak hanya sebatas informasi, tetapi juga pengalaman yang mendalam dan transformatif : supaya bisa mewartakan kebaruan yang ditawarkan Injil, kita harus terlebih dahulu mendengarkan Injil secara baru bersama rekan bicara kita. Oleh karena itu, pewartaan kerygma menjadi dimensi konstitutif dari setiap momen katekese.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Hubungan antara kerygma, evangelisasi, dan katekese menjadi jelas ketika kita melihat bagaimana ketiganya saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Sebagai tindakan mewartakan dan sekaligus isi pewartaan Injil, kerygma menjadi inti dan pondasi bagi evangelisasi dan katekese. Evangelisasi membangkitkan ketakjuban seseorang terhadap kasih Allah melalui pewartaan kerygma, sementara katekese membantunya untuk memahami dan mengalami keindahan Injil melalui pendalaman kerygma supaya ia dapat mengalami perjumpaan yang mendalam dengan Yesus Kristus dan menjadi bagian dari komunitas iman.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: right;">#Evangelisasi #Kerygma #Katekese #KatekeseKerigmatis #KatekeseMistagogis<br/>
Sumber : <a href="https://bordeaux.catholique.fr/paroisses-missionnaires/foire-aux-questions-sur-levangelisation/le-kerygme-c2019est-quoi" rel="follow" target="_blank">Situs Keuskupan Bordeaux, Perancis</a>, <a href="https://catechese.catholique.fr/outils/conference-contribution/326886-kerygme-bible-rencontre-ressuscite/" rel="follow" target="_blank">Situs catechese.catholique.fr</a> dan <a href="https://www.la-croix.com/Le-kerygme-2020-09-25-1101115882" rel="follow" target="_blank">Harian La Croix</a></p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-16134492540764290402023-04-26T11:30:00.061+02:002023-05-09T16:09:35.842+02:00Mengapa Kita Harus Mewartakan Injil?<div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://dq5pwpg1q8ru0.cloudfront.net/2022/02/28/20/27/42/7e1011e0-9e23-4fb9-b7f4-6b3a180a7ae4/Sharing%20God%20with%20Others.jpg" style="display: block; padding: 1em 0; text-align: center; "><img alt="" border="0" height="auto" width="100%" data-original-height="418" data-original-width="800" src="https://dq5pwpg1q8ru0.cloudfront.net/2022/02/28/20/27/42/7e1011e0-9e23-4fb9-b7f4-6b3a180a7ae4/Sharing%20God%20with%20Others.jpg"/></a></div>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Sebagai pengikut Kristus, kita sering diingatkan tentang pentingnya mewartakan Injil kepada orang lain. Namun, mungkin kita pernah bertanya pada diri sendiri mengapa kita harus melakukannya. Mengapa kita perlu membagikan iman kita dengan orang lain? Mengapa kita harus mewartakan Injil dan bagaimana hal ini berkaitan dengan sukacita dan keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus?</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Alasan utama mengapa kita harus mewartakan Injil adalah agar orang lain dapat mengenal sukacita iman dan menerima keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus. Kita mengimani bahwa Kristus adalah satu-satunya Juruselamat manusia (<a href="https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=kis&b=4&a1=11&a2=12" rel="follow" target="_blank">Kis. 4:12</a>), dan Dia ingin membawa semua manusia untuk bertemu dengan Bapa-Nya, yang merupakan kebahagiaan utama manusia. Setiap orang berhak atas Kabar Gembira ini, karena Tuhan menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (<a href="https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=1tim&b=2&a1=3&a2=4" rel="follow" target="_blank">1 Tim. 2:3-4</a>).</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Kita percaya bahwa setiap insan diciptakan untuk mencintai dan dicintai oleh Tuhan yang merupakan Kasih sejati. Namun, hubungan kasih dengan Tuhan ini dirusak dan bahkan dihancurkan oleh dosa, yang mengekang kita dalam belenggu yang tidak bisa kita lepaskan hanya dengan kekuatan kita sendiri. Hanya Kristuslah yang dapat menyelamatkan kita dari kejahatan dan kematian yang bersumber dari dosa, dan Dia membukakan bagi kita jalan menuju kepada keselamatan.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Di dalam lubuk hati setiap orang, ada dahaga akan Keselamatan. Meskipun tidak diekspresikan, keinginan akan kehidupan kekal ini tertanam dalam hati manusia dan mendorong mereka untuk hidup sesuai dengan kebenaran dan kasih. Mengenal Kristus dan mengikutinya adalah cara yang pasti untuk memasuki jalan, kebenaran dan kasih ini. Di dalam iman, kita menerima anugerah pengenalan akan Dia, Sang Juruselamat.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Anugerah Tuhan ini tidak bisa kita simpan hanya untuk diri kita sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Konsili Vatikan II, kita ingin membagikan kabar gembira ini “supaya dengan mendengarkan pewartaan keselamatan, seluruh dunia mengimaninya; dengan beriman [mereka] berharap; dan dengan berharap [mereka] mencintainya” (<a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html#1" target="_blank">Konstitusi tentang Wahyu Ilahi <i>Dei Verbum</i>, no. 1</a>). Santo Yohanes Paulus II juga menggarisbawahi pentingnya mewartakan Injil. Ia menyatakan bahwa kita tidak dapat menyembunyikan atau menyimpan bagi diri sendiri kebaruan dan kekayaan yang diterima dari kebaikan ilahi, melainkan harus disampaikan kepada semua orang (<i>bdk</i>. <a href="https://www.dokpenkwi.org/wp-content/uploads/2021/08/Seri-Dokumen-Gerejawi-No-14-REDEMPTORIS-MISSIO.pdf" rel="follow" target="_blank">Ensiklik <i>Redemptoris Missio</i>, no. 11</a>).</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Oleh karena itu, evangelisasi adalah cara kita membantu orang lain mengenal dan menerima persahabatan Tuhan melalui Putra-Nya, Yesus Kristus. Dengan mewartakan Injil, kita membawa sukacita iman dan keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus kepada dunia. Kita memiliki tanggung jawab untuk membagikan iman kita kepada orang lain, sehingga mereka juga dapat menemukan kebahagiaan dan kasih yang hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang erat dengan Tuhan.</p>
<p lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: right;">#Evangelisasi #RedemptorisMissio #DeiVerbum<br/>
Sumber : <a href="https://bordeaux.catholique.fr/paroisses-missionnaires/foire-aux-questions-sur-levangelisation/pourquoi-evangeliser" rel="follow" target="_blank">Situs Keuskupan Bordeaux, Perancis</a></p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-28450562259134429882023-04-25T17:17:00.011+02:002023-04-26T14:55:36.050+02:00Apa itu Evangelisasi?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.cellules-evangelisation.org/custom/uploads/2022/03/barque-.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="800" height="auto" src="https://www.cellules-evangelisation.org/custom/uploads/2022/03/barque-.jpg" width="100%" /></a></div>
<p style="text-align: justify;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">Evangelisasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan orang Kristen. Kita sering mendengar tentang perintah untuk mewartakan injil, tetapi apa sebenarnya arti dari evangelisasi, dan bagaimana kita melakukannya dengan cara yang benar?</p>
<p style="text-align: justify;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">Evangelisasi, pada dasarnya, adalah mewartakan kepada orang lain kebaikan Tuhan yang terungkap dalam kehidupan kita. Ini berarti mengatakan bahwa kita adalah orang Kristen dan menjelaskan betapa iman akan Yesus Kristus telah mengubah hidup kita. Tujuan utama evangelisasi adalah membuka akses seseorang kepada Tuhan, yang berbicara dan menyampaikan kasih-Nya kepada kita agar kita dapat memiliki “hidup dalam kelimpahan” (<a href="https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=yoh&b=10&a1=10&a2=10" target="_blank" rel="follow">Yoh. 10:10</a>).</p>
<p style="text-align: justify;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">Pentingnya evangelisasi berasal dari perintah yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada para murid-Nya: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (<a href="https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=mat&b=28&a1=19&a2=20" target="_blank" rel="follow">Matius 28:19-20</a>). Setia mengikuti perintah ini, Gereja tidak pernah berhenti ber-evangelisasi, yaitu mewartakan kabar gembira bahwa kita dicintai oleh Tuhan dan betapa indahnya mengikuti jejak Kristus.</p>
<p style="text-align: justify;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">Evangelisasi mencakup pewartaan tentang Yesus, Anak Allah yang menjadi manusia, wafat, dan bangkit, serta upaya-upaya yang memungkinkan perjumpaan dengan Dia dan mengenalNya dengan semakin lebih dalam. Seperti yang dikatakan dalam <a href="https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php?k=yoh&b=17&a1=3&a2=3" target="_blank" rel="follow">Yohanes 17:3</a>, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Dengan demikian, evangelisasi tidak hanya berkaitan dengan penyampaian informasi mengenai ajaran agama, tetapi juga tentang menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Yesus.</p>
<p style="text-align: justify;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">Dengan demikian, evangelisasi juga berarti menjadi tanda hidup kehadiran Sang Maha Kudus di dunia ini. Seperti dikatakan Paus Benediktus XVI : “Apa yang secara khusus dibutuhkan oleh dunia kita sekarang ini adalah kesaksian yang dapat dipercaya dari orang-orang yang mendapatkan pencerahan di dalam budi dan hatinya oleh sabda Tuhan dan kemudian mampu membuka hati dan budi bagi banyak orang lain untuk merindukan Allah dan hidup yang sejati, hidup yang kekal abadi” (Surat Apostolik <i><a href="https://www.terang-sabda.com/p/porta-fidei-pintu-kepada-iman.html" target="_blank">Porta Fidei</a></i>, no. 15).</p>
<p style="text-align: justify;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">Dalam proses evangelisasi, kita harus berbagi apa yang telah kita temukan tentang Yesus dan menunjukkan apa yang berubah dalam kehidupan kita karena iman akan Dia. Kita harus menunjukkan bahwa kita benar-benar “jatuh cinta” pada Kristus. Seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiskus, “Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus” (Seruan Apostolik <i><a href="https://www.terang-sabda.com/2022/01/evangelii-gaudium.html#1" target="_blank">Evangelii Gaudium</a></i>, no. 1).</p>
<p style="text-align: right;" lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12.0pt;">#Evangelisasi #PortaFidei #Evangelii Gaudium<br/>
Sumber : <a href="https://bordeaux.catholique.fr/paroisses-missionnaires/foire-aux-questions-sur-levangelisation/fiche-1-l2019evangelisation-c2019est-quoi" rel="follow" target="_blank">Situs Keuskupan Bordeaux, Perancis</a></p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-92171725345324484352023-03-02T11:40:00.003+01:002023-04-18T14:53:54.270+02:00Prapaskah : Bangkit dari Abu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="800" src="https://wp.en.aleteia.org/wp-content/uploads/sites/2/2017/07/web3-phoenix-rising-from-ash-christian-symbolism-phoenix-detail-from-aberdeen-bestiary-pd1.jpg" title="Burung Feniks bangkit dari abu di Aberdeen Bestiary dari Abad XII" width="100%" target="_blank" rel="follow"/></div><br /><p style="text-align: justify;">Burung Feniks, yang sangat misterius dan mungkin tidak pernah ada, telah menghiasi imajinasi manusia sejak zaman kuno. Yang sangat terkenal dari kisah-kisah tentang hewan ini adalah kemampuannya untuk bangkit dari abunya sendiri. Burung legendaris yang mirip dengan elang ini juga disebutkan dalam Kitab Ayub : "Bersama-sama dengan sarangku aku akan binasa, dan memperbanyak hari-hariku seperti burung feniks" (Ayub 29:19). Meskipun hanya disebutkan sekali dalam Alkitab, burung ini menjadi salah satu dari banyak hewan yang direpresentasikan dalam berbagai karya seni Kristen. Burung Feniks pun menjadi simbol dari kebangkitan tubuh, di mana "menjadi abu" atau kematian bukanlah kata terakhir.</p>
<p style="text-align: justify;">Dalam <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Prapaskah" target="_blank" rel="follow">masa Prapaskah</a>, simbolisasi burung Feniks ini mengajak kita untuk merenung, kembali kepada Tuhan dan memperbaharui kehidupan spiritual kita. Kebangkitan Feniks adalah sebuah gambaran yang kuat tentang kebangkitan dari abu setelah mengalami periode kematian atau kehancuran. Demikian juga, Prapaskah adalah periode untuk mati bagi diri sendiri, dalam arti bahwa kita menyerahkan kenikmatan sementara demi menuju kehidupan kekal yang diberikan oleh Tuhan.</p>
<p style="text-align: justify;">"Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19). Kutipan kitab Kejadian inilah yang dikatakan imam ketika ia menorehkan tanda salib dengan abu pada dahi orang yang memulai perjalanan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Prapaskah" target="_blank" rel="follow">masa Prapaskah</a>. Untuk rumusan kata-kata yang menyertai ritus ini, liturgi juga menyarakan kemungkinan lain, yaitu kutipan dari injil Markus : "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Markus 1:15). Baik kutipan dari Perjanjian Lama atau dari Perjanjian Baru ini, keduanya mengungkapkan makna masa Prapaskah sebagai perjalanan permenungan akan misteri kematian dan kebangkitan Yesus Kristus di mana anugerah kebangkitan dan kehidupan kekal telah diantisipasi dalam pembaptisan kita.</p>
<p style="text-align: justify;">Jika mengandalkan diri sendiri, hidup kita yang rapuh hanya menjadi seperti abu yang berhamburan diterpa angin; namun dalam tangan Tuhan, kerapuhan ini diselamatkan, "karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati" (Kol 2:12).</p>
<p style="text-align: justify;">Dalam <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Prapaskah" target="_blank" rel="follow">masa Prapaskah</a>, kita diundang untuk menghidupi tubuh kita sebagai Bait Roh Kudus dan merawatnya, serta memberi perhatian pada kebutuhan orang lain, terutama mereka yang berkekurangan. Berpuasa, memberi sedekah, dan berdoa adalah praktik-praktik yang membantu kita melepaskan diri dari egoisme dan membuka diri pada dimensi spiritual dalam kehidupan kita.</p>
<p style="text-align: justify;">Dengan berpuasa, kita belajar untuk tidak memutlakkan tubuh sehingga mampu memilih dan menyerahkan sesuatu untuk lebih menghargai hal lain (tidak hanya dari segi makanan). Dengan bersedekah, kita berjuang untuk tidak terperangkap dalam diri sendiri tetapi untuk memikirkan orang lain dan kebutuhan mereka yang sebenarnya; belajar menjadi murah hati, seperti Bapa yang murah hati (lihat Lukas 6:36-38). Dengan berdoa, kita terhubung dengan tubuh yang lebih besar dari diri sendiri, yaitu Gereja dan seluruh umat manusia, dan terutama terhubung dengan Dia sang Juru Selamat kita.</p>
<p style="text-align: justify;">Hari Rabu Abu, yang membuka <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Prapaskah" target="_blank" rel="follow">masa Prapaskah</a>, mengundang kita untuk menyadari kerapuhan dan kematian kita, dengan tetap memiliki harapan akan kebangkitan yang diberikan oleh Yesus Kristus. Semoga masa Prapaskah ini menjadi kesempatan bagi kita untuk memperbaharui iman dan komitmen kita dalam mengikuti Yesus Kristus pada jalan menuju kehidupan kekal.</p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-604391842484502592023-01-16T11:16:00.007+01:002023-04-18T15:03:57.211+02:00Aperuit Illis<div style="color: black; font-family: BookmanOldStyle; font-size: 110%; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img alt="Konsili Vatikan II - Ad Gentes" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaziQApzryElIFdK3qNYqFqTtZz2dmKhAGW8R2Yi0_U87ztWD7NzYlt9AX3S2UCxjZeRqwghFKdiGtXEHnQC8VI9iwdrcDiL2rf7xkCkRpxa2f27hi2-wAQsGNygEcCpCSvp32vyJvtOQzX4YqDS2s3UYLBG-beezlsqvxa6jmG4NfyAt5qSC5eno_3g/s1600/Aperuit%20Illis.jpg" title="Aperuit Illis-id" /></div>
<center>
<p align="center"><span style="font-size: 120%;"><b>Surat Apostolik</b></span></p>
<p></p>
<p align="center"><span style="font-size: 140%;"><b><i>Aperuit Illis</i></b></span></p>
<p align="center"><span style="font-size: 130%;"><b>Dari Paus Fransikus</b></span></p>
<p></p>
<p align="center"><span style="font-size: 120%;"><b>Dalam bentuk “<i>Motu Proprio</i>”<br/>Yang menetapkan Hari Minggu Sabda Allah</b></span></p>
<p></p>
<p align="center"> </p>
</center>
<p id="1">1. ”Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (Luk. 24:45). Itulah salah satu tindakan terakhir yang dilakukan Tuhan yang bangkit, sebelum Kenaikan-Nya. Ia menampakkan diri kepada para murid ketika mereka berkumpul; Ia memecah-mecahkan roti bersama mereka dan membuka pikiran mereka untuk mengerti Kitab Suci. Kepada mereka yang sedang ketakutan dan cemas itu, Ia menyingkapkan makna misteri Paskah, yakni bahwa, seturut rencana kekal Bapa, Yesus harus menderita dan bangkit dari antara orang mati untuk menawarkan pertobatan dan pengampunan dosa (Luk. 24:26; 46-47); dan Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan memberikan kekuatan kepada mereka untuk menjadi saksi-saksi Misteri keselamatan itu (Luk. 24:49).</p>
<p>Relasi antara Tuhan yang bangkit, komunitas orang beriman, dan Kitab Suci sangat penting bagi identitas kita. Tanpa Tuhan yang membuka pikiran kita, tidaklah mungkin kita memahami Kitab Suci secara mendalam. Namun sebaliknya benar juga: tanpa Kitab Suci peristiwa-peristiwa perutusan Yesus dan Gereja-Nya di dunia tidak dapat dimengerti. Dengan tepat Santo Hieronimus dapat menyatakan: ”Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” (Komentar pada Kitab Nabi Yesaya, Prolog: PL 24:17).</p>
<p id="2">2. Pada penutupan <i>Tahun Yubileum Luar Biasa Belas Kasih</i>, saya telah mengusulkan agar dipikirkan “suatu hari Minggu yang seluruhnya diperuntukkan bagi Sabda Allah, untuk memahami kekayaan yang muncul dari dialog Allah dengan umat-Nya yang terus menerus, suatu kekayaan yang tak pernah akan habis” (Surat Apostolik <i>Misericordia et misera</i>, 7). Memperuntukkan secara khusus satu hari Minggu dalam Tahun Liturgi bagi Sabda Allah, pertama-tama memungkinkan Gereja mengalami kembali tindakan Tuhan yang bangkit, yang membuka juga bagi kita kekayaan Sabda-Nya agar kita di dunia ini mampu menjadi pewarta kekayaan yang tak pernah akan habis itu. Di sini kami diingatkan akan pengajaran Santo Efrem: ”Ya Tuhan, siapakah yang mampu memahami seluruh kekayaan sabda-sabda-Mu, meski hanya satu saja? Lebih banyak luput dari pemahaman kami dari pada yang bisa kami mengerti. Kami seperti orang-orang kehausan yang minum dari mata air. Aneka sudut Sabda-Mu sama banyak dengan sudut-sudut pandang mereka yang mempelajarinya. Tuhan telah mewarnai Sabda-Nya dengan beragam keindahan, agar semua orang yang mempelajarinya bisa mengkontemplasikan apa yang menyukakan mereka. Tuhan telah menyembunyikan dalam Sabda-Nya segala harta, agar kita masing-masing menemukan suatu kekayaan dalam apa yang dikontemplasikan” (<i>Komentar atas Diatessaron</i>, 1:18).</p>
<p>Dengan Surat ini saya bermaksud menjawab banyak permintaan yang disampaikan kepada saya dari sisi Umat Allah, agar di dalam seluruh Gereja dapat dirayakan Hari Minggu Sabda Tuhan dengan tujuan bersama. Sekarang telah menjadi praktik umum untuk menjalani saat-saat di mana komunitas Kristen merenungkan nilai tinggi yang dimiliki Firman Allah dalam kehidupan sehari-harinya. Di Gereja–gereja lokal sudah ada suatu kekayaan kegiatan yang membuat Sabda Allah makin mudah diakses oleh umat beriman, hingga membuat mereka merasa bersyukur atas anugerah yang begitu besar, berusaha menghayatinya dalam hidup sehari-hari, dan merasa bertanggung jawab untuk memberi kesaksian tentangnya dengan konsisten.</p>
<p>Melalui Konstitusi <a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a>, Konsili Vatikan II telah memberi dorongan besar untuk membuka kembali Sabda Allah. Teks <a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a> yang selalu patut direnungkan dan dihayati, menguraikan secara jelas sifat Kitab Suci, pewarisannya dari generasi ke generasi (Bab II), ilham ilahi Kitab Suci (Bab III) yang mencakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Bab IV dan V) dan pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan Gereja (Bab VI). Untuk mengembangkan pengajaran itu, Paus Benediktus XVI pada tahun 2008 mengumpulkan Sidang Sinode para Uskup dengan tema ”Sabda Allah dalam Hidup dan Misi Gereja”, yang disusul dengan penerbitan Seruan Apostolik <a href="https://www.terang-sabda.com/p/verbum-domini-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i>Verbum Domini</i></a>, yang berisi ajaran sangat penting bagi komunitas-komunitas kita.<a href="#ref1" id="fnref1" title="Bdk. AAS 102 (2010), 692-787.">[1]</a> Dokumen ini secara khusus mendalami sifat performatif Sabda Allah, teristimewa ketika dalam perayaan liturgis muncul ciri khas sakramentalnya.<a href="#ref2" id="fnref2" title="Sakramentalitas Firman dapat dimengerti analog dengan kehadiran nyata Kristus dalam wujud roti dan anggur yang dikonsekrasikan. Dengan mendekati altar dan mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi kita sungguh mengambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus. Pewartaan Firman Allah dalam perayaan menuntut pengakuan bahwa Kristus sendiri hadir, bahwa Ia berbicara kepada kita untuk didengarkan. (Verbum Domini, 56).">[2]</a></p>
<p>Oleh karena itu, hidup umat kita sepatutnya selalu ditentukan oleh relasi dengan Sabda yang hidup yang tanpa lelah disampaikan oleh Tuhan kepada Mempelai-Nya, agar bisa tumbuh dalam cinta kasih serta pemberian kesaksian iman.</p>
<p id="3">3. Oleh karena itu, saya menetapkan bahwa Hari Minggu III Dalam Masa Biasa diperuntukkan bagi perayaan, pendalaman, dan penyebaran Sabda Allah. Hari Minggu Sabda Allah ini akan jatuh pada suatu moment tahunan yang sangat cocok, yakni ketika kita diundang untuk mempererat hubungan dengan umat Yahudi dan berdoa bagi kesatuan umat kristiani. Hal ini lebih dari sekadar bertepatan waktu: merayakan Hari Minggu Sabda Allah mempunyai nilai ekumenis, karena Kitab Suci, bagi mereka yang mendengarkannya, menunjukkan jalan yang perlu diikuti untuk mencapai kesatuan yang otentik dan kokoh.</p>
<p>Masing-masing komunitas akan menemukan caranya sendiri untuk menghayati Hari Minggu itu sebagai hari meriah. Namun akan penting bahwa dalam perayaan Ekaristi, Kitab Suci bisa ditahtakan, sehingga tampak bagi umat nilai normatif Sabda Allah. Pada hari Minggu itu, dengan cara khusus, pentinglah memberi tekanan pada pewartaannya dan menyusun homili sedemikian sehingga pelayanan yang diberikan kepada Sabda Tuhan menjadi tampak. Pada Hari Minggu ini para Uskup bisa merayakan upacara pelantikan Lektor atau pelayanan yang serupa, untuk menggarisbawahi pentingnya pewartaan Sabda Allah dalam liturgi. Sungguh, sangat pentinglah setiap usaha menyiapkan beberapa umat beriman untuk menjadi pewarta-pewarta Sabda yang sejati dengan suatu persiapan yang memadai, sebagaimana sudah biasa dilakukan bagi para akolit atau para prodiakon yang melayani Komuni. Demikian juga, para pastor bisa mencari jalan untuk memberikan Alkitab, atau salah satu kitabnya, kepada seluruh umat untuk menunjukkan pentingnya melanjutkan dalam hidup sehari-hari pembacaan, pendalaman, dan doa dengan Kitab Suci, khususnya melalui praktik <i>lectio divina</i>.</p>
<p id="4">4. Kembalinya orang-orang Israel ke tanah air mereka, sesudah masa pembuangan di Babel, secara jelas ditandai dengan pembacaan Kitab Taurat Musa. Kitab Nehemia menggambarkan peristiwa itu bagi kita secara mengharukan. Seluruh rakyat berkumpul di Yerusalem di halaman di depan Pintu Gerbang Air untuk mendengarkan Hukum Taurat. Setelah tercerai-berai karena pembuangan, sekarang mereka berkumpul ”seperti satu manusia” di sekitar kitab suci (Neh. 8:1). ―Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan dari kitab suci (8:3), dengan menyadari bahwa di dalam kata-kata itu mereka dapat menemukan makna peristiwa-peristiwa hidup mereka. Mereka menanggapi pewartaan Sabda itu dengan terharu dan menangis: “Bagian-bagian dari kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar umat itu, berkata kepada mereka semuanya: ”Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu” (8:8-10).</p>
<p>Kata-kata itu memuat suatu ajaran yang penting. Kitab Suci bukan hanya milik beberapa orang, apalagi bukan suatu koleksi kitab bagi beberapa orang yang diistimewakan. Kitab Suci pertama-tama adalah milik umat yang berkumpul untuk mendengarkannya dan mengenali dirinya di dalam kata-kata itu. Sering, ditemukan kecenderungan untuk memonopoli teks suci dengan membatasinya pada beberapa kalangan atau kelompok terpilih. Tidak boleh demikian. Alkitab adalah kitab milik Umat Tuhan yang, dalam mendengarkannya, bergerak dari keterasingan dan perpecahan menuju kesatuan. Sabda Allah menyatukan orang-orang beriman dan menjadikan mereka satu umat.</p>
<p id="5">5. Dalam kesatuan yang berasal dari mendengarkan, terutama para gembala memiliki tanggung jawab besar untuk menjelaskan Kitab Suci dan membantu semua orang untuk memahaminya. Karena Kitab Suci adalah kitab umat, maka mereka yang dipanggil menjadi pelayan Sabda harus merasakan kebutuhan mendesak agar komunitas mereka mendapat akses kepada Kitab itu.</p>
<p>Khususnya homili mempunyai fungsi yang sangat istimewa, karena memiliki ”sifat kuasi-sakramental” (seruan Apostolik <a href="https://www.terang-sabda.com/2022/01/evangelii-gaudium.html#142" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i></a>, 142). Ketika mengantar umat masuk secara mendalam di dalam Sabda Allah, dengan bahasa yang sederhana dan selaras dengan para pendengar, imam dapat menyingkapkan juga ”keindahan kiasan yang dipakai oleh Tuhan untuk mendorong orang melakukan kebaikan” (<i>ibid</i>.). Ini adalah kesempatan pastoral yang tidak boleh dilewatkan!</p>
<p>Sesungguhnya bagi banyak umat beriman, homili adalah satu-satunya kesempatan yang mereka miliki untuk menangkap keindahan Sabda Allah dan mengenali hubungannya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Maka kita perlu menyediakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan homili. Penafsiran bacaan-bacaan suci tak bisa diimprovisasi. Kita para pengkhotbah hendaknya tidak memberikan khotbah yang panjang dan berlebihan atau dengan topik-topik yang tidak terkait. Ketika kita mengambil waktu untuk merenungkan teks Kitab Suci dan berdoa dengannya, kita mampu berbicara dari hati untuk mencapai hati para pendengar, sambil mengungkapkan hal-hal pokok yang ditangkap dan menghasilkan buah. Hendaknya kita tidak pernah lelah menyediakan waktu dan doa bagi Kitab Suci, agar diterima ”bukan sebagai perkataan manusia, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah” (1 Tes. 2:13).</p>
<p>Baik juga bila para katekis, dalam pelayanannya untuk membantu umat tumbuh dalam iman, merasakan kebutuhan mendesak untuk membarui dirinya melalui keakraban dengan Kitab Suci dan pendalamannya. Ini akan membantu mereka menyuburkan dialog sejati antara para pendengar mereka dan Sabda Allah.</p>
<p id="6">6. Sebelum menjumpai para murid di dalam rumah dengan pintu- pintu terkunci, dan membuka pikiran mereka untuk mengerti Kitab Suci (Luk. 24:44-45), Tuhan yang bangkit menampakkan diri kepada dua murid dalam perjalanan dari Yerusalem ke Emaus (24:13-35). Cerita Penginjil Lukas mencatat bahwa hari itu tepat hari Kebangkitan, yakni hari Minggu. Dua murid itu membicarakan kejadian-kejadian terakhir, penderitaan dan kematian Yesus. Perjalanan mereka ditandai dengan kesedihan dan kekecewaan karena akhir hidup Yesus yang tragis. Mereka telah mengharapkan Dia sebagai Mesias pembebas, namun sebaliknya mereka meng- hadapi skandal Mesias Yang Tersalib. Dengan hati-hati, Dia yang bangkit mendekati dan berjalan bersama murid-murid itu, namun mereka tidak mengenal-Nya (ay. 16). Di tengah jalan, Tuhan menanyai mereka, dengan menyadari bahwa mereka tidak mengerti makna penderitaan dan kematian-Nya. Ia menyebut mereka ”bodoh dan lamban hati” (ay. 25) dan ”menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi” (ay. 27). Kristus adalah penafsir pertama! Kitab-kitab Perjanjian Lama tidak hanya menubuatkan apa yang akan Dia lakukan, tetapi Dia sendiri ingin setia kepada Sabda itu untuk memperlihatkan kesatuan sejarah keselamatan yang menemukan kepenuhannya dalam Kristus.</p>
<p id="7">7. Maka Alkitab, sebagai tulisan suci, berbicara tentang Kristus dan mewartakan-Nya sebagai Dia yang harus melewati penderitaan untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya (ay. 26). Bukan hanya satu bagian saja, namun seluruh Kitab Suci berbicara tentang Dia. Lepas dari Kitab Suci, wafat dan kebangkitan-Nya tidak bisa dipahami. Karena itu salah satu pengakuan iman paling kuno menggaris-bawahi bahwa ”Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas” (1 Kor. 15:3-5). Karena seluruh Kitab Suci berbicara tentang Kristus, kita dapat percaya bahwa kematian dan kebangkitan-Nya bukanlah bagian dari mitos, namun sejarah dan inti iman para murid-Nya.</p>
<p>Ada hubungan mendalam antara Kitab Suci dan kepercayaan umat beriman. Karena iman timbul dari pendengaran dan pendengaran terfokus pada sabda Kristus (Rm. 10:17), orang-orang beriman diundang dan didesak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian Sabda Tuhan, baik di dalam perayaan liturgi maupun dalam doa dan renungan pribadi.</p>
<p id="8">8. Perjalanan Yesus yang bangkit dengan murid-murid Emaus berakhir dengan perjamuan malam. Penjelajah yang misterius itu menerima permintaan mendesak dari kedua murid: ”Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam” (Luk. 24:29). Ketika duduk makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada mereka. Pada saat itu mata mereka terbuka dan mereka mengenal-Nya (ay. 31).</p>
<p>Dari adegan ini kita menangkap betapa tak terpisahkan hubungan antara Kitab Suci dan Ekaristi. Konsili Vatikan II mengajarkan: ”Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh Gereja, yang – terutama dalam Liturgi suci – tiada hentinya menyambut roti kehidupan baik dari meja sabda Allah maupun dari meja Tubuh Kristus, dan menyajikannya kepada Umat beriman” (<a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html#21" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a>, 21).</p>
<p>Membaca Kitab Suci secara teratur dan merayakan Ekaristi memungkinkan kita untuk mengenali diri sebagai bagian satu sama lain. Sebagai orang kristiani kita merupakan satu bangsa yang berziarah dalam sejarah, kuat berkat kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. Dia berbicara kepada kita dan memberi kita makan. Hari Minggu yang diperuntukkan bagi Alkitab hendaknya terjadi bukan ”satu kali setahun” melainkan satu kali untuk seluruh tahun, karena kita merasa sungguh perlu menjadi bersahabat dan akrab dengan Kitab Suci dan Yesus yang bangkit, yang tidak pernah berhenti membagikan Sabda dan Roti di dalam komunitas umat beriman. Karena itu kita perlu menjalin relasi kepercayaan dengan Kitab Suci; jika tidak, maka hati akan tetap dingin dan mata tetap tertutup, karena kita terserang begitu banyak jenis kebutaan.</p>
<p>Kitab Suci dan Sakramen-sakramen adalah tak terpisahkan. Sakramen-sakramen, bila diperkenalkan dan diterangi oleh Sabda Allah, akan lebih tampak sebagai tujuan suatu perjalanan di mana Kristus sendiri membuka pikiran dan hati kita untuk mengenal karya penyelamatan-Nya. Dalam konteks ini tidak boleh dilupakan pengajaran yang datang dari Kitab Wahyu. Kitab ini mengajarkan bahwa Tuhan berdiri di pintu dan mengetuk. Jika seseorang mendengar suara-Nya dan membukakan pintu bagi-Nya, Dia masuk untuk makan bersamanya (3:20). Kristus Yesus mengetuk pintu kita melalui Kitab Suci; jika kita mendengarkan dan membuka pintu akal budi dan hati kita, maka Ia masuk ke dalam hidup kita dan tinggal bersama kita.</p>
<p id="9">9. Paulus, dalam Surat Kedua kepada Timotius, yang dalam arti tertentu merupakan testamen rohaninya, mendesak rekan kerjanya yang setia itu untuk senantiasa membaca Kitab Suci. Paulus yakin bahwa ”segala tulisan yang diilhamkan Allah bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (3:16). Anjuran Paulus kepada Timotius ini merupakan basis bagi Konstitusi <a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a> untuk membicarakan tema besar inspirasi Kitab Suci. Dari situ muncullah aspek-aspek khusus <i>maksud penyelamatan</i>, <i>dimensi spiritual</i> dan <i>prinsip inkarnasi</i> bagi Kitab Suci.</p>
<p>Pertama-tama, dengan mengingat kembali anjuran Paulus kepada Timotius, <a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html#11" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a> menggarisbawahi bahwa ”buku-buku Alkitab mengajarkan dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan kebenaran, yang oleh Allah dikehendaki supaya dicantumkan dalam kitab-kitab suci demi keselamatan kita” (no. 11). Karena Kitab Suci mengajar kita dengan tujuan keselamatan oleh iman kepada Kristus (2 Tim 3:15), kebenaran-kebenaran di dalamnya berguna bagi keselamatan kita. Kitab Suci bukanlah suatu kumpulan kitab-kitab sejarah, bukan juga kronik, namun sepenuhnya ditujukan kepada keselamatan utuh manusia. Tak dapat disangkal bahwa kitab-kitab yang termuat dalam Kitab Suci memiliki akar sejarah, namun jangan lupa akan tujuan utama itu: keselamatan kita. Semuanya diarahkan pada tujuan itu yang terungkap dalam sifat Alkitab sendiri, yang disusun sebagai sejarah keselamatan di mana Allah berbicara dan bertindak untuk menjumpai semua manusia dan menyelamatkan mereka dari dosa dan kematian.</p>
<p>Untuk mencapai tujuan penyelamatan itu, Kitab Suci oleh karya Roh Kudus, mengubah kata-kata manusia yang ditulis dengan cara manusiawi menjadi Sabda Allah (<a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html#12" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a>, 12). Peran Roh Kudus dalam Kitab Suci adalah mendasar. Tanpa karya Roh Kudus, akan ada risiko bahwa kita tinggal terjebak dalam teks tertulis saja. Hal ini membuka jalan bagi interpretasi fundamentalis, yang perlu dihindari, agar tidak mengingkari sifat Kitab Suci sebagai tulisan yang diilhami, dinamis, dan spiritual. Sebagaimana diingatkan oleh Paulus ”Hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh meng- hidupkan” (2 Kor. 3:6). Maka Roh Kudus mengubah Kitab Suci menjadi Sabda Allah yang hidup, yang dihayati dan diteruskan dalam iman umat-Nya yang kudus.</p>
<p id="10">10. Tindakan Roh Kudus tidak hanya menyangkut pembentukan Kitab Suci, namun berkarya juga di dalam mereka yang mendengarkan Sabda Allah. Pentinglah penegasan dari Para Bapa Konsili bahwa “Kitab Suci yang ditulis dalam Roh Kudus harus dibaca dan ditafsirkan dalam terang Roh yang sama itu juga” (<a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html#12" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a>, 12). Dengan Yesus Kristus pewahyuan Allah mencapai penggenapan dan kepenuhannya; namun demikian, Roh Kudus terus berkarya. Sesungguhnya, adalah kurang bila karya Roh Kudus dibatasi hanya pada inspirasi ilahi pada Kitab Suci dan berbagai pengarang manusianya. Oleh karena itu, kita perlu yakin bahwa karya Roh Kudus berlanjut terus untuk mewujudkan bentuk khusus inspirasi ketika Gereja mengajar Kitab Suci, ketika Magisterium menafsirkannya secara otentik (<i>ibid</i>., 10), dan ketika setiap orang beriman menjadikannya norma spiritualnya. Dalam arti itu kita bisa mengerti kata-kata yang diucapkan Yesus kepada para murid ketika mereka mengatakan bahwa mereka tahu arti dari perumpamaan-perumpamaan-Nya: ”Setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya” (Mat. 13:52).</p>
<p id="11">11. Akhirnya, <a href="https://www.terang-sabda.com/2021/12/dei-verbum.html#13" target="_blank"><i>Dei Verbum</i></a> memperjelas bahwa ”sabda Allah, yang diungkapkan dengan bahasa manusia, menyerupai pembicaraan manusiawi, sama seperti dulu Sabda Bapa yang kekal, dengan mengenakan daging kelemahan manusiawi, telah menjadi serupa dengan manusia” (no. 13). Kita bisa mengatakan bahwa Inkarnasi Sabda Allah memberikan bentuk dan makna kepada hubungan antara Sabda Allah dan bahasa manusia dengan kondisi historis dan kulturalnya. Di dalam peristiwa itu mulai terbentuk Tradisi , yang adalah juga Sabda Allah (<i>ibid</i>. ,9). Sering ada bahaya orang memisahkan Kitab Suci dan Tradisi, tanpa memahami bahwa keduanya bersama-sama adalah satu-satunya sumber Pewahyuan. Sifat tertulisnya tidak mengurangi sedikit pun bahwa Kitab Suci sepenuhnya Sabda yang hidup; demikian juga Tradisi Gereja yang hidup, yang meneruskan Sabda yang hidup tanpa hentinya sepanjang abad dari generasi ke generasi, memiliki Kitab Suci itu sebagai ”norma iman yang tertinggi” (<i>ibid</i>., 21). Bahkan, sebelum menjadi teks tertulis, Kitab Suci diteruskan secara lisan dan tetap hidup oleh iman umat yang mengakuinya sebagai sejarahnya dan asas identitasnya di tengah banyak bangsa lain. Maka iman biblis berdasarkan pada Sabda yang hidup, bukan pada sebuah kitab.</p>
<p id="12">12. Kitab Suci, ketika dibaca dalam terang Roh yang sama yang dengannya ia ditulis, tinggal selalu baru. Perjanjian Lama tidak pernah lama, setelah menjadi bagian dari yang Baru, karena semua telah ditransformasikan oleh satu-satunya Roh yang mengilhaminya. Seluruh teks suci memiliki fungsi profetis yang menyangkut bukan masa depan melainkan masa kini dari mereka yang membekali diri dengan Sabda itu. Yesus sendiri menyatakan hal ini dengan jelas pada awal pelayanan-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Luk. 4:21). Orang yang setiap hari membekali diri dengan Sabda Allah menjadi, seperti Yesus, orang sezaman dengan semua orang yang ia jumpai; ia tidak tergoda untuk jatuh ke dalam nostalgia mandul masa lalu, tidak juga untuk memimpikan utopia masa depan yang tak pernah akan terwujud.</p>
<p>Manisnya Sabda Allah mendorong kita untuk membagikannya dengan semua orang yang kita jumpai di dalam hidup kita, untuk mengungkapkan kepastian pengharapan yang ada di dalamnya (1 Ptr. 3:15-16). Pahitnya, pada gilirannya, sering muncul ketika kita menyadari betapa sulitnya bagi kita untuk menghayatinya secara konsisten, atau mengalami bagaimana Sabda Allah ditolak karena dianggap tidak bernilai untuk memberi makna bagi hidup. Maka hendaknya kita tidak pernah menganggap Sabda Allah sebagai sesuatu yang biasa saja, tetapi sebaliknya membekali diri dengannya untuk menemukan relasi kita dengan Allah dan saudara- saudari kita, dan menghayatinya secara mendalam.</p>
<p>Kitab Suci menggenapi karya profetisnya terutama dalam mereka yang mendengarkannya. Ia membangkitkan rasa manis maupun pahit. Kita diingatkan akan kata-kata nabi Yehezkiel. Ketika diminta oleh Tuhan untuk memakan gulungan kitab, ia mengatakan: ”Rasanya manis seperti madu di dalam mulutku” (3:3). Juga Yohanes Penginjil di pulau Patmos menggemakan kembali pengalaman Yehezkiel yakni memakan gulungan kitab, tetapi menambahkan sesuatu yang lebih spesifik: ”Di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya” (Why. 10:10).</p>
<p id="13">13. Tantangan lain yang muncul dari Kitab Suci menyangkut cinta kasih. Sabda Allah terus menerus mengingatkan kita akan kasih dan belas kasih Bapa yang meminta kepada anak-anak-Nya untuk hidup dalam cinta kasih. Hidup Yesus adalah ungkapan penuh dan sempurna dari kasih ilahi, yang tidak mengharapkan apa pun bagi diri-Nya, tetapi memberikan diri-Nya sendiri tanpa batas. Dalam perumpamaan tentang Lazarus yang miskin kita menemukan petunjuk berharga. Ketika Lazarus dan si Kaya meninggal, dan yang terakhir melihat si miskin Lazarus di pangkuan Abraham, ia meminta agar Lazarus dikirim kepada saudara-saudaranya agar mengingatkan mereka untuk mengasihi sesamanya, untuk mencegah mereka mengalami siksaan seperti dirinya. Jawaban Abraham pedas: ”Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu” (Luk. 16:29). Mendengarkan Kitab Suci untuk mempraktikkan belas kasih: itulah suatu tantangan besar bagi hidup kita. Sabda Allah mampu membuka mata kita sehingga kita bisa keluar dari individualisme yang membuat kita picik dan tidak berbuah. Pada saat yang sama Sabda itu membuka jalan untuk saling berbagi dan solider.</p>
<p id="14">14. Salah satu adegan paling penting dalam hubungan antara Yesus dan para murid adalah kisah tentang Transfigurasi. Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke atas sebuah gunung untuk berdoa. Para Penginjil menceritakan bahwa sementara wajah dan pakaian Yesus berkilau-kilau, dua orang bercakap-cakap dengan Dia: Musa dan Elia, yang masing-masing mewakili Hukum Taurat dan Para Nabi, yakni Kitab Suci. Reaksi Petrus terhadap penampakan ini adalah penuh kekaguman yang menggembirakan: ”Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (Luk. 9:33). Pada saat itu suatu awan menaungi mereka dan para murid dipenuhi ketakutan.</p>
<p>Transfigurasi mengingatkan kita akan Pesta Pondok Daun, ketika Ezra dan Nehemia membacakan kitab suci bagi umat sesudah mereka kembali dari pembuangan. Pada saat yang sama, transfigurasi mengantisipasi kemuliaan Yesus, sebagai persiapan atas skandal kesengsaraan. Kemuliaan ilahi juga dinyatakan oleh awan yang menaungi para murid, sebagai simbol kehadiran Allah. Transfigurasi serupa itu juga terjadi dengan Kitab Suci, yang melampaui dirinya sendiri ketika menjadi bekal hidup orang-orang beriman. Sebagaimana diingatkan oleh <a href="https://www.terang-sabda.com/p/verbum-domini-bahasa-indonesia.html#38" target="_blank"><i>Verbum Domini</i></a> : ”Dalam menetapkan relasi antara pelbagai makna Kitab Suci, pentinglah untuk memahami transisi dari huruf ke roh. Transisi ini bukanlah sesuatu yang terjadi otomatis dan spontan; sebaliknya, huruf itu perlu dilampaui” (no. 38).</p>
<p id="15">15. Di jalan menyambut Sabda Allah, kita ditemani Bunda Tuhan yang diakui sebagai yang berbahagia karena telah percaya bahwa apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana (Luk. 1:45). Sabda bahagia tentang Maria ini mendahului semua sabda bahagia yang diucapkan oleh Yesus tentang mereka yang miskin dan yang menangis, yang lemah lembut, para pembawa damai, dan mereka yang dianiaya, karena merupakan syarat yang perlu untuk setiap sabda bahagia yang lain. Yang miskin tidaklah berbahagia karena mereka miskin; mereka menjadi berbahagia jika, seperti Maria, percaya kepada pemenuhan Sabda Allah. Hal ini diingatkan oleh seorang murid dan guru agung Kitab Suci, Santo Agustinus: ”seorang perempuan dari antara orang banyak dengan antusias berseru kepada-Nya: ‘Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau’. Tetapi Yesus menjawab, ’Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya‘. Seolah-olah di sini dikatakan: Ibu-Ku, yang kamu sebut berbahagia itu, sungguh berbahagia justru karena ia memelihara Sabda Allah, bukan karena di dalam dia sang Sabda menjadi daging dan tinggal di antara kita, tetapi karena ia memelihara Sabda Allah yang oleh- Nya ia diciptakan, dan yang di dalam rahimnya menjadi daging” (Komentar tentang Injil Yohanes, 10:3).</p>
<p>Hari Minggu Sabda Allah dapat membantu umat Allah tumbuh dalam keakraban yang saleh dan tekun dengan Kitab Suci, sebagaimana diajarkan oleh pengarang suci pada zaman dulu: ”Firman ini sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ul. 30:14).</p>
<br/>
<p></p>
<p></p>
<p style="text-align: right;">Dikeluarkan di Roma, di Basilika Santo Yohanes Lateran, pada tanggal 30 September 2019,<br/>pada peringatan Santo Hieronimus, di awal tahun ke-1600 kematiannya.</p>
<p></p>
<p style="text-align: center;"><b>FRANSISKUS</b></p>
<p> </p>
<p><u>Catatan kaki :</u></p>
<div style="color: black; font-family: timesnewroman; font-size: 80%;"><ol>
<li id="ref1" value="1">Bdk. AAS 102 (2010), 692-787. <a href="#fnref1">↩</a></li>
<li id="ref2">Sakramentalitas Firman dapat dimengerti analog dengan kehadiran nyata Kristus dalam wujud roti dan anggur yang dikonsekrasikan. Dengan mendekati altar dan mengambil bagian dalam perjamuan Ekaristi kita sungguh mengambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus. Pewartaan Firman Allah dalam perayaan menuntut pengakuan bahwa Kristus sendiri hadir, bahwa Ia berbicara kepada kita untuk didengarkan. (<a href="https://www.terang-sabda.com/p/verbum-domini-bahasa-indonesia.html#56" target="_blank">Verbum Domini</a>, 56). <a href="#fnref2">↩</a></li>
</ol></div>
</div>
<p> </p>
<p style="text-align: right;">Sumber Teks ini :<br/><a href="http://www.dokpenkwi.org/aperuit-illis/" style="color: blue;" target="_blank" rel="follow">Seri Dokumen Gerejawi, Dokpen KWI</a> dan <a href="https://www.vatican.va/content/francesco/en/motu_proprio/documents/papa-francesco-motu-proprio-20190930_aperuit-illis.html" target="_blank" rel="follow">www.vatican.va</a></p>
<p style="text-align: right;">#SabdaAllah #Evangelisasi #AperuitIllis</p> Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-2217037635136317452021-11-27T13:14:00.123+01:002023-04-18T14:54:34.788+02:00Antiquum Ministerium<meta content='antiquum ministerium, katekese, evangelisasi, paus fransiskus' name='keywords'/>
<div style="color: black; font-family: BookmanOldStyle; font-size: 110%; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img alt="Motu Proprio Antiquum Ministerium dari Paus Fransiskus" src="https://1.bp.blogspot.com/-Dkd2WMAZGzg/YaIhG5LtSKI/AAAAAAAAL7g/Wz87iM2IyAgC_3jDi5vYzMykQHTCR07lQCNcBGAsYHQ/s1280/Antiquum%2BMinisterium.jpg" title="Motu Proprio Antiquum Ministerium" /></div>
<p align="center"><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 120%;"><b>SURAT APOSTOLIK</b><br /><b>DALAM BENTUK “MOTU PROPRIO”</b></span></p>
<p align="center"><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 150%;"><b><i>ANTIQUUM MINISTERIUM</i></b></span><br /><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 120%;"><b>(Pelayanan sejak zaman dahulu)</b></span></p>
<p align="center"><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 140%;"><b>DARI PAUS FRANSISKUS</b></span><br /><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 130%;"><b>YANG MENETAPKAN PELAYANAN KATEKIS</b></span></p>
<p> </p>
<p style="text-align: justify;">1. PELAYANAN Katekis dalam Gereja sudah berlangsung SEJAK ZAMAN DAHULU. Para teolog umumnya berpendapat bahwa contoh pertama pelayanan ini dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru. Pelayanan katekese dapat ditelusuri kembali bentuk awalnya dalam diri “mereka yang memiliki tugas mengajar” yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus: “Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi” (<i>1 Kor</i> 12:28-31).</p>
<p style="text-align: justify;">Santo Lukas membuka Injilnya dengan menyatakan : “Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar” (<i>Luk</i> 1:3-4). Penulis Injil ini tampaknya sangat menyadari bahwa tulisan-tulisannya menawarkan suatu bentuk pengajaran tertentu yang bisa memberikan jaminan kebenaran kepada mereka yang telah menerima baptisan. Rasul Paulus menyinggung hal ini ketika ia menasihati orang-orang Galatia agar : “dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu” (<i>Gal </i>6:6). Seperti yang bisa kita perhatikan, teks ini menambahkan detail khusus : persekutuan hidup sebagai tanda keberhasilan dari katekese yang sejati.</p>
<p style="text-align: justify;">2. Sejak awal, jemaat Kristen telah mempunyai berbagai bentuk pelayanan yang dilakukan oleh pria dan wanita yang, dengan taat pada karya Roh Kudus, telah mengabdikan hidup mereka bagi pembangunan Gereja. Terkadang, karisma yang terus-menerus dicurahkan oleh Roh kepada orang-orang yang dibaptis mengambil bentuk yang terlihat dan nyata dalam pelayanan langsung kepada jemaat Kristen, yang diakui sebagai <i>diakonia</i> yang tak tergantikan bagi hidup jemaat. Rasul Paulus secara berwibawa menyatakan hal ini ketika ia bersaksi bahwa : “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (<i>1 Kor</i> 12:4-11).</p>
<p style="text-align: justify;">Oleh karena itu, dalam tradisi karismatik yang lebih luas dalam Perjanjian Baru, kita dapat melihat bahwa orang-orang tertentu yang telah dibaptis secara aktif menjalankan pelayanan penyampaian ajaran para Rasul dan para Penginjil, dalam bentuk yang lebih organik dan permanen yang terkait dengan berbagai situasi kehidupan (lih. Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, <a href="/2021/12/dei-verbum.html#8" target="_blank"><i title="Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi (1965)">Dei Verbum</i></a>, no. 8). Gereja ingin mengakui pelayanan ini sebagai ungkapan nyata dari karisma pribadi yang sangat mendukung pelaksanaan misi Gereja untuk evangelisasi. Pandangan sekilas pada kehidupan jemaat Kristen perdana yang terlibat dalam pewartaan Injil juga mendorong Gereja pada masa kini untuk menghargai kemungkinan cara baru baginya untuk tetap setia kepada Sabda Tuhan sehingga Injil-Nya dapat diwartakan kepada setiap makhluk.</p>
<p style="text-align: justify;">3. Sejarah pewartaan Injil selama dua milenium terakhir menunjukkan dengan sangat jelas betapa efektifnya misi para katekis. Para uskup, imam dan diakon, bersama dengan banyak pria dan wanita dalam hidup bakti, telah mengabdikan hidup mereka untuk pengajaran katekese agar iman dapat menjadi penopang yang efektif bagi kehidupan setiap manusia. Beberapa dari mereka juga mengumpulkan saudara dan saudari yang memiliki karisma yang sama, dan membentuk ordo religius yang sepenuhnya mengabdi pada katekese.</p>
<p style="text-align: justify;">Kita tidak dapat melupakan banyaknya orang awam yang mengambil bagian secara langsung dalam penyebaran Injil melalui pengajaran katekese. Mereka adalah Pria dan wanita yang dijiwai oleh iman yang mendalam, para saksi otentik kekudusan, yang dalam beberapa kasus juga pendiri Gereja-gereja, bahkan sampai menyerahkan hidup mereka. Bahkan saat ini, banyak katekis yang kompeten dan ulet menjadi pemimpin jemaat di berbagai daerah dan menjalankan misi yang tak tergantikan dalam penyampaian dan pendalaman iman. Begitu banyak beato/a, santo/a dan martir yang adalah katekis, telah secara signifikan memajukan misi Gereja dan layak untuk diakui, karena hal itu merupakan sumber yang sangat bermanfaat tidak hanya untuk katekese, tetapi juga untuk seluruh sejarah spiritualitas Kristen.</p>
<p style="text-align: justify;">4. Sejak Konsili Ekumenis Vatikan II, Gereja mempunyai kesadaran baru akan pentingnya keterlibatan kaum awam dalam karya evangelisasi. Para Bapa Konsili telah berulang kali menekankan betapa pentingnya keterlibatan langsung kaum awam, dalam berbagai cara yang melaluinya karisma mereka dapat diungkapkan, bagi “<i>plantatio Ecclesiae</i>” dan pengembangan komunitas kristiani. “Demikian pula pantas dipujilah barisan, yang berjasa begitu besar dalam karya misioner di antara para bangsa, yakni barisan para katekis baik pria maupun wanita, yang dijiwai semangat merasul, dengan banyak jerih payah memberi bantuan yang istimewa dan sungguh-sungguh perlu demi penyebarluasan iman dan Gereja. Pada zaman kita ini hanya sedikitlah jumlah klerus untuk mewartakan Injil kepada masa yang begitu besar, dan untuk menjalankan pelayanan pastoral. Maka tugas para katekis sangat penting” (Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Kegiatan Misioner Gereja, <a href="/2021/12/ad-gentes.html#17" target="_blank"><i title="Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja (1965)">Ad Gentes</i></a>,<i> </i>no. 17)</p>
<p style="text-align: justify;">Bersama dengan ajaran penting dari Konsili ini, perlu juga disebutkan perhatian terus-menerus dari para Paus, Sinode Para Uskup, Konferensi-konferensi Waligereja dan para Uskup tertentu yang, dalam beberapa dekade terakhir ini, telah memberikan kontribusi bagi pembaruan katekese yang signifikan. <a href="/p/katekismus-on-line.html" target="_blank"><i>Katekismus Gereja Katolik</i></a>, Seruan Apostolik <a href="/p/catechesi-tradendae.html" target="_blank"><i title="Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Katekese dalam dunia dewasa ini (1979)">Catechesi Tradendae</i></a>, <a href="/p/direktorium-kateketik-umum-1971.html" target="_blank"><i>Direktorium Kateketik Umum</i></a>, <a href="/p/petunjuk-umum-katekese-1997.html" target="_blank"><i>Petunjuk Umum Katekese</i></a>, dan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html" style="color: red;" target="_blank"><i>Pedoman Katekese</i></a> yang baru-baru ini diterbitkan, serta berbagai katekismus nasional, regional dan keuskupan, menegaskan sentralitas katekese yang mengutamakan pengajaran dan pembinaan berkelanjutan bagi orang-orang beriman.</p>
<p style="text-align: justify;">5. Tanpa mengurangi pentingnya misi Uskup sebagai katekis utama di Keuskupannya, yang dibagikannya kepada para imamnya, atau pun tanggung jawab khusus para orang tua sehubungan dengan pelayanan pembinaan Kristiani bagi anak-anak mereka (bdk. KHK kan. 774 §2; KHK Gereja Timur kan. 618), perlulah diakui kehadiran kaum awam pria dan wanita yang, berdasarkan baptisan mereka, merasa terpanggil untuk bekerja sama dalam pelayanan katekese (lih. KHK kan. 225; KHKGT kan. 401 dan 406). Pada masa kini, kehadiran tersebut menjadi semakin lebih mendesak sebagai akibat dari meningkatnya kesadaran kita akan perlunya evangelisasi di dunia kontemporer (lih. Seruan Apostolik <a href="/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i title="Seruan Apostolik dari Paus Fransiskus tentang pewartaan Injil kepada dunia dewasa ini (2013)">Evangelii Gaudium</i></a>, no. 163-168), dan juga karena bangkitnya budaya global (lih. Ensiklik <i>Fratelli</i> <i>Tutti</i>, no.<i> </i>100 dan 138). Hal ini menuntut perjumpaan yang tulus dengan kaum muda, tanpa melupakan kebutuhan akan metodologi dan sumber daya kreatif yang membuat pewartaan Injil menjadi selaras dengan transformasi misioner yang telah dilakukan Gereja. Kesetiaan pada masa lalu dan tanggung jawab untuk masa kini adalah persyaratan yang diperlukan supaya Gereja dapat melaksanakan perutusannya di dunia.</p>
<p style="text-align: justify;">Kebangkitan semangat pribadi dari setiap orang yang dibaptis dan hidupnya kembali kesadaran mereka akan panggilan untuk melaksanakan perutusan mereka dalam jemaat, menuntut perhatian akan bisikan Roh, yang senantiasa hadir dan berbuah (bdk. KHK kan. 774 §1; KHKGT kan. 617). Hari ini juga, Roh memanggil pria dan wanita untuk pergi dan bertemu dengan semua orang yang menunggu untuk menemukan keindahan, kebaikan dan kebenaran iman Kristen. Adalah tugas para gembala untuk mendukung mereka dalam proses ini dan untuk memperkaya kehidupan jemaat Kristen melalui pengakuan atas pelayanan awam yang mampu berkontribusi pada transformasi masyarakat melalui “nilai-nilai Kristiani yang semakin merasuk ke sektor-sektor sosial, politik maupun ekonomi” (<a href="/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i title="Seruan Apostolik dari Paus Fransiskus tentang pewartaan Injil kepada dunia dewasa ini (2013)">Evangelii Gaudium</i></a>, no. 102).</p>
<p style="text-align: justify;">6. Kerasulan awam memiliki nilai “keduniaan” (: sekuler) yang tak terbantahkan. Hal ini menuntut agar kaum awam “mencari kerajaan Allah dengan mengurusi hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah” (Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis <a href="/2021/12/lumen-gentium.html#31" target="_blank"><i title="Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja (1964)">Lumen Gentium</i></a>, no. 31). Dalam kehidupan sehari-hari mereka, terjalin dengan keluarga dan hubungan sosial, kaum awam menyadari bahwa mereka “khususnya dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di daerah-daerah dan keadaan-keadaan, tempat Gereja tidak dapat menggarami dunia selain berkat jasa mereka” (<a href="/2021/12/lumen-gentium.html#33" target="_blank"><i title="Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja (1964)">Lumen Gentium</i></a>, no. 33). Namun, kita perlu mengingat dengan baik bahwa
selain kerasulan ini, “kaum awam juga dapat dipanggil dengan aneka cara untuk bekerja sama secara lebih langsung dengan kerasulan Hirarki, menyerupai pria-pria dan wanita-wanita, yang membantu Rasul Paulus dalam pewartaan Injil dengan banyak berjerih-payah dalam Tuhan” (<a href="/2021/12/lumen-gentium.html#33" target="_blank"><i title="Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja (1964)">Lumen Gentium</i></a>, no. 33).</p>
<p style="text-align: justify;">Peran dilakukan oleh para Katekis adalah salah satu bentuk pelayanan khusus di antara berbagai pelayanan lain yang ada dalam jemaat Kristen. Para Katekis pertama-tama dipanggil untuk menjalankan kompetensinya dalam pelayanan pastoral untuk penyampaian iman yang berkembang melalui tahapan-tahapan yang berbeda : dari pewartaan pertama yang memperkenalkan <i>Kerygma</i>, hingga pengajaran yang menyadarkan akan hidup baru dalam Kristus dan mempersiapkan secara khusus penerimaan sakramen-sakramen inisiasi kristiani, sampai pada pembinaan berkelanjutan yang memungkinkan semua orang yang dibaptis untuk selalu siap sedia “memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu” (<i>1 Ptr</i> 3:15). Setiap Katekis adalah sekaligus seorang saksi iman, guru dan mystagog, pendamping dan pendidik, yang mengajar atas nama Gereja. Hanya melalui doa, pembelajaran dan partisipasi langsung dalam kehidupan jemaat, para Katekis dapat bertumbuh dalam identitas ini, beserta integritas dan tanggung jawab yang terkandung di dalamnya (bdk. Dewan Kepausan untuk Promosi Evangelisasi Baru, <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html" target="_blank"><i>Pedoman Katekese</i></a>, no. 113).</p>
<p style="text-align: justify;">7. Dengan pandangan jauh ke depan, Santo Paulus VI menerbitkan Surat Apostolik <i>Ministeria Quaedam</i> dengan maksud tidak hanya untuk menyesuaikan pelayanan Lektor dan Akolit dengan keadaan sejarah yang telah berubah (bdk. Surat Apostolik <i>Spiritus Domini</i>), tetapi juga untuk mendorong Konferensi-konferensi Waligereja untuk mempromosikan pelayanan lainnya, termasuk Katekis: “Selain pelayanan umum bagi seluruh Gereja Latin, tidak ada yang menghalangi Konferensi-konferensi Waligereja untuk meminta kepada Takhta Apostolik, penetapan pelayanan lainnya jika, dengan alasan tertentu, hal itu dianggap perlu atau sangat berguna di wilayah mereka. Di antaranya, misalnya, pelayanan <i>Portier, Exorcist,</i> dan <i>Katekis</i>”. Undangan mendesak yang sama dapat ditemukan dalam Seruan Apostolik <a href="/2022/01/evangelii-nuntiandi.html" target="_blank"><i title="Seruan Apostolik dari Paus Fransiskus tentang karya pewartaan Injil dalam zaman modern (1975)">Evangelii Nuntiandi</i></a> ketika, dengan menegaskan perlunya ketrampilan untuk membaca kebutuhan-kebutuhan saat ini dari komunitas Kristen dalam kesinambungan penuh kesetiaan pada asal-usulnya, Paus mendorong pengembangan bentuk-bentuk baru dari pelayanan untuk kegiatan pastoral yang diperbarui: “Para pelayan ini, meskipun kelihatannya baru tapi erat terhubung dengan pengalaman hidup dari Gereja selama berabad-abad, seperti misalnya para katekis [...] sangatlah berharga bagi pembangunan Gereja dalam mempengaruhi sekitarnya dan menjangkau mereka yang jauh dari Gereja.” (Santo Paulus VI, Seruan Apostolik <a href="/2022/01/evangelii-nuntiandi.html" target="_blank"><i title="Seruan Apostolik dari Paus Fransiskus tentang karya pewartaan Injil dalam zaman modern (1975)">Evangelii Nuntiandi</i></a>, no. 73)</p>
<p style="text-align: justify;">Tidak dapatlah disangkal bahwa “telah berkembanglah kesadaran tentang identitas dan perutusan kaum awam di Gereja. Kita dapat mengandalkan banyak awam, meskipun masih jauh dari cukup, yang memiliki citarasa komunitas yang berakar dalam dan kesetiaan besar terhadap tugas amal kasih, katekese, serta perayaan iman.” (<a href="/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i title="Seruan Apostolik dari Paus Fransiskus tentang pewartaan Injil kepada dunia dewasa ini (2013)">Evangelii Gaudium</i></a>, no. 102) . Oleh karena itu, penerimaan pelayanan awam, seperti misalnya pelayanan Katekis, akan lebih menekankan pada komitmen misioner dari setiap orang yang dibaptis, sebuah komitmen yang bagaimanapun juga harus dilaksanakan dalam bentuk yang sepenuhnya “sekuler”, tanpa jatuh ke dalam segala bentuk klerikalisasi.</p>
<p style="text-align: justify;">8. Pelayanan ini memiliki aspek panggilan yang kuat, sebagaimana dibuktikan dengan Ritus Penetapannya, dan oleh karena itu memerlukan penegasan yang memadai dari pihak Uskup. Sebenarnya, hal ini adalah pelayanan tetap yang diberikan kepada Gereja lokal sesuai dengan kebutuhan pastoral yang diidentifikasi oleh Ordinaris setempat, namun dilakukan sebagai karya kaum awam, seperti yang dituntut oleh sifat pelayanan itu sendiri. Sudah sepatutnya bahwa mereka yang dipanggil untuk pelayanan tetap dari Katekis adalah pria dan wanita dengan iman yang mendalam dan kedewasaan manusia, berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan jemaat Kristen, mampu menerima orang lain, murah hati dan menjalani kehidupan persekutuan dalam persaudaraan. Mereka juga harus menerima pembinaan alkitabiah, teologis, pastoral dan pedagogis, yang diperlukan untuk menjadi komunikator yang kompeten tentang kebenaran iman, dan sebelumnya mereka harus memiliki pengalaman katekese (bdk. Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Tugas Pastoral para Uskup dalam Gereja, <a href="/2021/12/christus-dominus.html#14" target="_blank"><i title="Dekrit Konsili Vatikan II tentang tugas pastoral Uskup dalam Gereja (1965)">Christus Dominus</i></a>, no. 14; KHK kan. 231 §1; KHKGT kan. 409 §1). Adalah penting juga bahwa mereka menjadi rekan sekerja yang setia dengan para imam dan diakon, siap sedia untuk melaksanakan pelayanan di mana pun mereka diperlukan, dan bahwa mereka dijiwai oleh semangat apostolik yang sejati.</p>
<p style="text-align: justify;">Oleh karena itu, setelah
mempertimbangkan semua aspek, berdasarkan otoritas Apostolik</p>
<p align="center" style="text-align: center;"><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 130%;"><b>saya menetapkan</b></span></p>
<p align="center" style="text-align: center;"><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 130%;"><b>Pelayanan Katekis awam.</b></span></p>
<p style="text-align: justify;">Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen-sakramen akan menerbitkan, sesegera mungkin, Ritus Pelantikan untuk pelayanan Katekis awam.</p>
<p style="text-align: justify;">9. Saya mengundang Konferensi-konferensi Waligereja untuk mengefektifkan pelayanan katekis, dengan menentukan proses pembinaan yang diperlukan dan kriteria normatif untuk masuk dalam pelayanan ini dan merancang bentuk yang paling tepat bagi pelayanan dari pria dan wanita yang terpanggil untuk melaksanakannya sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Surat Apostolik ini.</p>
<p style="text-align: justify;">10. Sinode Gereja-Gereja Timur atau Majelis Hierarki dapat mengadopsi apa yang ditetapkan di sini untuk masing-masing Gereja <i>sui iuris</i>, sesuai dengan hukum khusus mereka.</p>
<p style="text-align: justify;">11. Para Uskup hendaknya melakukan segala upaya untuk mematuhi nasihat dari para Bapa Konsili : “Para Gembala mengetahui bahwa mereka diangkat oleh Kristus bukan untuk mengemban sendiri seluruh misi penyelamatan Gereja di dunia. Melainkan tugas mereka yang mulia yakni: menggembalakan Umat beriman dan mengakui pelayanan-pelayanan serta kurnia-kurnia (karisma) mereka sedemikian rupa sehingga semua saja dengan cara mereka sendiri sehati-sejiwa bekerja sama untuk mendukung karya bersama” (<a href="/2021/12/lumen-gentium.html#30" target="_blank"><i title="Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja (1964)">Lumen Gentium</i></a>, no. 30). Kiranya pemahaman tentang karunia-karunia yang tidak pernah ditarik kembali oleh Roh Kudus dari Gereja-Nya, menopang upaya mereka untuk membuat pelayanan katekis awam menjadi efektif bagi pertumbuhan jemaat mereka.</p>
<p style="text-align: justify;">Saya memerintahkan agar apa yang telah ditetapkan oleh Surat Apostolik yang diterbitkan dalam bentuk “Motu Proprio” ini mempunyai pengaruh yang kuat dan stabil, terlepas dari apa pun yang bertentangan, bahkan jika perlu disebutkan secara khusus ; dan agar [Surat Apostolik ini] diumumkan dengan publikasi dalam <i>L’Osservatore Romano</i>, mulai berlaku pada hari yang sama, dan kemudian diterbitkan dalam buletin resmi <i>Acta Apostolicae Sedis.</i></p>
<p align="center" style="text-align: center;"><i>Diberikan di Roma, dekat Santo Yohanes Lateran, pada tanggal 10 Mei 2021, dalam Peringatan liturgi Santo Yohanes dari Avila, imam dan pujangga Gereja, pada tahun kesembilan kepausan saya.</i></p>
<p align="center" style="text-align: center;"><span style="font-family: BookmanOldStyle; font-size: 120%;"><b>Fransiskus</b></span></p>
</div>
<p> </p>
<p style="text-align: right;">Teks ini diterjemahkan dari<br />dokumen dalam <a href="https://www.vatican.va/content/francesco/fr/motu_proprio/documents/papa-francesco-motu-proprio-20210510_antiquum-ministerium.html" style="color: blue;" target="_blank">bahasa perancis</a> dan <a href="https://www.vatican.va/content/francesco/en/motu_proprio/documents/papa-francesco-motu-proprio-20210510_antiquum-ministerium.html" style="color: green;" target="_blank" rel="follow">bahasa inggris</a><br />di <a href="https://www.vatican.va/content/francesco/it/motu_proprio/documents/papa-francesco-motu-proprio-20210510_antiquum-ministerium.html" style="color: red;" target="_blank">www.vatican.va</a></p>
<p style="text-align: right;">#evangelisasi #katekese #katekis #AntiquumMinisterium</p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-46350469519930046602021-11-10T23:57:00.030+01:002023-01-31T16:32:36.756+01:00Pedoman Katekese Terbaru<meta content='pedoman katekese, katekese, evangelisasi, katekis' name='keywords'/>
<style>
.bordered {
width: auto;
height: auto;
padding: 22px;
border: 1px solid darkorange;
border-radius: 8px;
}
</style>
<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-nkpw7Oyoeow/YYxEQ9Yd0TI/AAAAAAAAL6E/Gd4ui2tNs4UR599KRN_SEWizwhzvMIhqwCNcBGAsYHQ/s2048/JT%2BNPQ.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Yesus mengajar" border="0" data-original-height="1151" data-original-width="2048" height="auto" src="https://1.bp.blogspot.com/-nkpw7Oyoeow/YYxEQ9Yd0TI/AAAAAAAAL6E/Gd4ui2tNs4UR599KRN_SEWizwhzvMIhqwCNcBGAsYHQ/s2048/JT%2BNPQ.jpg" title="Pedoman Katekese 2020" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Konsili Vatikan II (1962-1965) mengamanatkan penyusunan suatu pedoman atau direktorium "tentang pengajaran katekis Umat kristiani, yang menguraikan azas-azas dasar serta penataan pengajaran itu, dan tentang penjabaran buku-buku yang menyangkut hal itu" (CD 44). Berdasarkan mandat Konsili ini, sampai saat ini Gereja Katolik telah tiga kali menerbitkan pedoman yang memaparkan dasar-dasar teologis dan pastoral karya kateketik. Pedoman tersebut ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam katekese, katekumenat, pembinaan iman dan evangelisasi, terutama para uskup, katekis pertama di keuskupannya. </div><p></p><p style="text-align: justify;">Pedoman terbaru untuk Katekese diterbitkan oleh Dewan Kepausan untuk Promosi Evangelisasi Baru pada tanggal 25 Juni 2020. Dokumen ini menggantikan "Direktorium Kateketik Umum" (<i><a href="/p/direktorium-kateketik-umum-1971.html" target="_blank">General Catechetical Directory</a></i>) yang diterbitkan pada tahun 1971 dan kemudian "Petunjuk Umum Katekese" (<i><a href="/p/petunjuk-umum-katekese-1997.html" target="_blank">General Directory for Catechesis</a></i>) yang diterbitkan pada tahun 1997. Dokumen "Pedoman Katekese" (<i>Directory for Catechesis</i>) yang terbaru ini disetujui oleh Paus Fransiskus pada tanggal 23 Maret 2020.</p><p style="text-align: justify;">Dalam Pedoman ini, katekese dipahami tidak hanya sekedar sebagai suatu pengajaran tentang pengetahuan iman ataupun pelaksanaan pedagogi pelajaran agama. Katekese dipahami sebagai sebuah proses dalam kehidupan Gereja yang mempunyai panggilan dasar untuk mewartakan Injil, Gereja misioner yang bergerak keluar untuk memberitakan Kristus. Orientasi pada evangelisasi ini membutuhkan perubahan mentalitas dan pembaruan dalam karya kateketik. Hal tersebut diterjemahkan ke dalam struktur dokumen yang disederhanakan dari lima bagian dalam dokumen PUK 1997 menjadi tiga bagian dalam PK 2020. Namun demikian kebaruan yang lebih esensial terletak pada substansi teks ini yang menegaskan tentang integrasi katekese ke dalam proses pewartaan Injil atau evangelisasi. Karena itu sejak dari awal (PK 2), Pedoman ini sangat menekankan pada katekese yang bersifat kerygmatis dan sekaligus mistagogis, yang sudah disebutkan dalam <i>Evangelii Gaudium</i> (EG 163). </p><p style="text-align: justify;">Terjemahan dalam bahasa indonesia dokumen "Pedoman Katekese" (<i>Directory for Catechesis</i>) tersebut bisa dibaca di sini : <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html" target="_blank">https://www.terang-sabda.com/p/pedoman-katekese-2020.html</a>.</p>
<div class="bordered">
<p style="text-align: center;"><b><span style="color: blue; font-family: BookmanOldStyle; font-size: 120%;">Daftar Isi</span></b></p>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kpeng" target="_blank" id="peng">KATA PENGANTAR</a></b></p>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kintro" target="_blank" id="intro">PENDAHULUAN</a></b></p>
<p></p>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbag1" target="_blank" id="bag1">BAGIAN PERTAMA - KATEKESE DALAM MISI GEREJA UNTUK EVANGELISASI</a></b></p>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab1" target="_blank" id="bab1">Bab I</a> - Wahyu ilahi dan Peyampaiannya [11-54]</b></summary>
<div>1. Yesus Kristus, penyampai dan pewahyuan Bapa <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#11" target="_blank">[11-16]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Pewahyuan tentang rencana penyelenggaraan ilahi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#11" target="_blank">[11-14]</a><br/>
Yesus mewartakan ‘Injil keselamatan’ <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#15">[15-16]</a></div>
2. Iman kepada Yesus Kristus: tanggapan kepada Allah yang mewahyukan diri-Nya <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#17" target="_blank">[17-21]</a><br/>
3. Penerusan Pewahyuan dalam iman Gereja <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#22" target="_blank">[22-37]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Pewahyuan dan evangelisasi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#28" target="_blank">[28-30]</a><br/>
Proses evangelisasi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#31" target="_blank">[31-37]</a></div>
4. Evangelisasi di dunia masa kini <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#38" target="_blank">[38-54]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Tahap baru evangelisasi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#38" target="_blank">[38-41]</a><br/>
Evangelisasi budaya dan inkulturasi iman <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#42" target="_blank">[42-47]</a><br/>
Katekese untuk melayani evangelisasi baru <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#48" target="_blank">[48]</a>
<div style="margin-left: 20px"><i>Katekese dan "gerak keluar yang bersifat misioner" </i><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#49" target="_blank">[49-50]</a><br/>
<i>Katekese dalam ungkapan kerahiman </i><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#51" target="_blank">[51-52]</a><br/>
<i>Katekese sebagai "laboratorium" dialog </i><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#53" target="_blank">[53-54]</a></div></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab2" target="_blank" id="bab2">Bab II</a> - Identitas Katekese [55-109]</b></summary>
<div>1. Sifat dasar katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#55" target="_blank">[55-65]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Hubungan erat antara kerygma dan katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#57" target="_blank">[57-60]</a><br/>
Katekumenat sebagai sumber inspirasi untuk katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#61" target="_blank">[61-65]</a></div>
2. Katekese dalam proses evangelisasi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#66" target="_blank">[66-74]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Pewartaan pertama dan katekese [66-68]<br/>
Katekese inisiasi Kristen <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#69" target="_blank">[69-72]</a><br/>
Katekese dan pembinaan berkelanjutkan dalam kehidupan kristiani <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#73" target="_blank">[73-74]</a></div>
3. Tujuan katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#75" target="_blank">[75-78]</a><br/>
4. Tugas katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#79" target="_blank">[79-89]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Membawa pada pengetahuan iman <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#80" target="_blank">[80]</a><br/>
Memasukkan dalam perayaan Misteri iman <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#81" target="_blank">[81-82]</a><br/>
Membina kehidupan di dalam Kristus <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#83" target="_blank">[83-85]</a><br/>
Mengajar berdoa <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#86" target="_blank">[86-87]</a><br/>
Menghantarkan pada kehidupan berjemaat <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#88" target="_blank">[88-89]</a></div>
5. Sumber-sumber katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#90" target="_blank">[90-109]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Sabda Allah dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#91" target="_blank">[91-92]</a><br/>
Magisterium <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#93" target="_blank">[93-94]</a><br/>
Liturgi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#95" target="_blank">[95-98]</a><br/>
Kesaksian orang-orang kudus dan para martir <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#99" target="_blank">[99-100]</a><br/>
Teologi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#101" target="_blank">[101]</a><br/>
Budaya kristiani <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#102" target="_blank">[102-105]</a><br/>
Keindahan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#106" target="_blank">[106-109]</a></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab3" target="_blank" id="bab3">Bab III</a> - Katekis [110-129]</b></summary>
<div>1. Identitas dan panggilan katekis <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#110" target="_blank">[110-113]</a><br/>
2. Uskup sebagai katekis pertama <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#114" target="_blank">[114]</a><br/>
3. Peran Imam dalam katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#115" target="_blank">[115-116]</a><br/>
4. Peran Diakon dalam katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#117" target="_blank">[117-118]</a><br/>
5. Orang-orang "Hidup Bakti" dalam pelayanan katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#119" target="_blank">[119-120]</a><br/>
6. Katekis awam <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#121" target="_blank">[121-129]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Orang tua, subyek aktif dalam katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#124" target="_blank">[124]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px"><i>Bapa dan ibu baptis, rekan kerja para orang tua</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#125" target="_blank">[125]</a></div>
Pelayanan kakek-nenek dalam penerusan iman <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#126" target="_blank">[126]</a><br/>
Kontribusi besar perempuan terhadap katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#127" target="_blank">[127-129]</a></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab4" target="_blank" id="bab4">Bab IV</a> - Pembinaan Katekis [130-156]</b></summary>
<div>1. Sifat dasar dan tujuan pembinaan katekis <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#130" target="_blank">[130-132]</a><br/>
2. Komunitas kristiani sebagai tempat istimewa bagi pembinaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#133" target="_blank">[133-134]</a><br/>
3. Kriteria-kriteria pembinaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#135" target="_blank">[135]</a><br/>
4. Dimensi-dimensi pembinaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#136" target="_blank">[136-150]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Cara berada dan <i>"pengetahuan bagaimana untuk hidup bersama"</i>: kedewasaan manusiawi-kristiani dan kesadaran misioner <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#139" target="_blank">[139-142]</a><br/>
<i>Pengetahuan:</i> pembinaan alkitabiah-teologis dan pemahaman akan manusia dan konteks sosialnya <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#143" target="_blank">[143-147]</a><br/>
<i>Pengetahuan terapan:</i> pembinaan pedagogis dan metodologis <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#148" target="_blank">[148-150]</a></div>
5. Pembinaan kateketis bagi para kandidat untuk Tahbisan Suci <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#151" target="_blank">[151-153]</a><br/>
6. Pusat pembinaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#154" target="_blank">[154-156]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Pusat pembinaan dasar bagi para katekis <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#154" target="_blank">[154]</a><br/>
Pusat spesialisasi bagi penanggung jawab dan pemimpin katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#155" target="_blank">[155]</a><br/>
Lembaga yang lebih tinggi untuk keahlian dalam bidang katekese <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#156" target="_blank">[156]</a></div>
</div>
</details>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbag2" target="_blank" id="bag2">BAGIAN KEDUA - PROSES KATEKESE</a></b><br/>
</p><details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab5" target="_blank" id="bab5">Bab V</a> - Pedagogi Iman [157-181]</b></summary>
<div>1. Pedagogi ilahi dalam sejarah keselamatan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#157" target="_blank">[157-163]</a><br/>
2. Pedagogi iman dalam Gereja <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#164" target="_blank">[164-178]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Kriteria-kriteria untuk pewartaan pesan injili <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#167" target="_blank">[167]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px"><i>Kriteria Trinitaris dan Kristologis</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#168" target="_blank">[168-170]</a><br/>
<i>Kriteria sejarah keselamatan</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#171" target="_blank">[171-173]</a><br/>
<i>Kriteria keutamaan rahmat dan keindahan</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#174" target="_blank">[174-175]</a><br/>
<i>Kriteria eklesialitas</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#176" target="_blank">[176]</a><br/>
<i>Kriteria kesatuan dan keutuhan iman</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#177" target="_blank">[177-178]</a></div></div>
3. Pedagogi kateketik <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#179" target="_blank">[179-181]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Hubungan dengan ilmu-ilmu (sains) kemanusiaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#180" target="_blank">[180-181]</a></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab6" target="_blank" id="bab6">Bab VI</a> - Katekismus Gereja Katolik [182-193]</b></summary>
<div>1. <i style="color: black;">Katekismus Gereja Katolik</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#182" target="_blank">[182-192]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Catatan sejarah <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#182" target="_blank">[182-183]</a><br/>
Identitas, tujuan dan audiens Katekismus <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#184" target="_blank">[184-186]</a><br/>
Sumber dan struktur Katekismus <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#187" target="_blank">[187-189]</a><br/>
Makna teologis-kateketis dari <i>Katekismus</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#190" target="_blank">[190-192]</a></div>
2. <i style="color: black;">Kompendium Katekismus Gereja Katolik</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#193" target="_blank">[193]</a>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab7" target="_blank" id="bab7">Bab VII</a> - Metodologi dalam Katekese [194-223]</b></summary>
<div>1. Hubungan antara isi dan metode <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#194" target="_blank">[194-196]</a><br/>
Keragaman metode <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#195" target="_blank">[195-196]</a><br/>
2. Pengalaman manusiawi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#197" target="_blank">[197-200]</a><br/>
3. Memori <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#201" target="_blank">[201-203]</a><br/>
4. Bahasa <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#204" target="_blank">[204-217]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Bahasa naratif <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#207" target="_blank">[207-208]</a><br/>
Bahasa seni <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#209" target="_blank">[209-212]</a><br/>
Bahasa dan alat digital <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#213" target="_blank">[213-217]</a><br/>
5. Kelompok <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#218" target="_blank">[218-220]</a><br/>
6. Ruang <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#221" target="_blank">[221-223]</a></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab8" target="_blank" id="bab8">Bab VIII</a> - Katekese dalam Kehidupan Manusia [224-282]</b></summary>
<div>1. Katekese dan keluarga <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#226" target="_blank">[226-235]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Bidang katekese keluarga <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#227" target="_blank">[227-231]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px"><i>Katekese dalam keluarga</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#227" target="_blank">[227-228]</a><br/>
<i>Katekese dengan keluarga</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#229" target="_blank">[229-230]</a><br/>
<i>Katekese tentang keluarga</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#231" target="_blank">[231]</a></div>
Pedoman pastoral <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#232" target="_blank">[232]</a><br/>
Situasi-situasi baru keluarga masa kini <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#233" target="_blank">[233-235]</a></div>
2. Katekese bersama dengan anak-anak dan remaja <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#236" target="_blank">[236-243]</a><br/>
3. Katekese yang sesuai dengan realitas kaum muda <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#244" target="_blank">[244-256]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Katekese bersama dengan pra-remaja <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#246" target="_blank">[246-247]</a><br/>
Katekese bersama dengan remaja <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#248" target="_blank">[248-249]</a><br/>
Katekese bersama dengan kaum muda <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#250" target="_blank">[250-256]</a></div>
4. Katekese bersama dengan orang dewasa <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#257" target="_blank">[257-265]</a><br/>
5. Katekese bersama dengan orang lanjut usia <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#266" target="_blank">[266-268]</a><br/>
6. Katekese bersama dengan penyandang disabilitas <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#269" target="_blank">[269-272]</a><br/>
7. Katekese bersama dengan para migran <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#273" target="_blank">[273-276]</a><br/>
8. Katekese bersama dengan para emigran <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#277" target="_blank">[277-278]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Bantuan religius di negara-negara emigrasi <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#277" target="_blank">[277]</a><br/>
Katekese di negara-negara asal <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#278" target="_blank">[278]</a></div>
9. Katekese bersama dengan orang-orang terpinggirkan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#279" target="_blank">[279-282]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Katekese di penjara <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#281" target="_blank">[281-282]</a></div>
</div>
</details>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbag3" target="_blank" id="bag3">BAGIAN KETIGA - KATEKESE DI GEREJA-GEREJA PARTIKULAR</a></b><br/>
</p><details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab9" target="_blank" id="bab9">Bab IX</a> - Jemaat Kristen sebagai Subyek Katekese [283-318]</b></summary>
<div>1. Gereja dan pelayanan Sabda Allah <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#283" target="_blank">[283-289]</a><br/>
2. Gereja-gereja Timur <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#290" target="_blank">[290-292]</a><br/>
3. Gereja-gereja partikular <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#293" target="_blank">[293-297]</a><br/>
4. Paroki <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#298" target="_blank">[298-303]</a><br/>
5. Asosiasi, gerakan, dan kelompok umat beriman <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#304" target="_blank">[304-308]</a><br/>
6. Sekolah Katolik <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#309" target="_blank">[309-312]</a><br/>
7. Pengajaran agama Katolik di sekolah <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#313" target="_blank">[313-318]</a>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab10" target="_blank" id="bab10">Bab X</a> - Katekese di hadapan Konteks Budaya Kontemporer [319-393]</b></summary>
<div>1. Katekese dalam situasi pluralisme dan kompleksitas <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#320" target="_blank">[320-342]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Konteks perkotaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#326" target="_blank">[326-328]</a><br/>
Konteks pedesaan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#329" target="_blank">[329-330]</a><br/>
Budaya lokal tradisional <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#331" target="_blank">[331-335]</a><br/>
Kesalehan rakyat (<i>pietas popularis</i>) <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#336" target="_blank">[336-340]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px"><i style="color: black;">Tempat suci (sanctuarium) dan tempat ziarah</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#341" target="_blank">[341-342]</a></div></div>
2. Katekese dalam konteks ekumenisme dan pluralisme agama <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#343" target="_blank">[343-353]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Katekese dalam konteks ekumenis <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#344" target="_blank">[344-346]</a><br/>
Katekese dalam hubungannya dengan Yudaisme <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#347" target="_blank">[347-348]</a><br/>
Katekese dalam konteks agama-agama lain <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#349" target="_blank">[349-351]</a><br/>
Katekese dalam konteks gerakan-gerakan religius baru <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#352" target="_blank">[352-353]</a></div>
3. Katekese dalam konteks sosial-budaya <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#354" target="_blank">[354-393]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px">Katekese dan mentalitas ilmiah <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#354" target="_blank">[354-358]</a><br/>
Katekese dan budaya digital <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#359" target="_blank">[359-370]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px"><i>Karakteristik umum</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#359" target="_blank">[359-361]</a><br/>
<i>Transformasi antropologis</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#362" target="_blank">[362-364]</a><br/>
<i>Budaya digital sebagai fenomena religius</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#365" target="_blank">[365-367]</a><br/>
<i>Budaya digital dan masalah pendidikan</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#368" target="_blank">[368-369]</a><br/>
<i>Pewartaan dan katekese di era digital</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#370" target="_blank">[370-372]</a></div>
Katekese dan beberapa pertanyaan tentang bioetika <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#373" target="_blank">[373-378]</a><br/>
Katekese dan keutuhan pribadi manusia <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#379" target="_blank">[379-380]</a><br/>
Katekese dan keterlibatan untuk kelestarian lingkungan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#381" target="_blank">[381-384]</a><br/>
Katekese dan keberpihakan pada orang miskin <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#385" target="_blank">[385-388]</a><br/>
Katekese dan tanggung jawab sosial <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#389" target="_blank">[389-391</a>]<br/>
Katekese dan lingkungan kerja <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#392" target="_blank">[392-393]</a></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab11" target="_blank" id="bab11">Bab XI</a> - Katekese dalam Pelayanan untuk Inkulturasi Iman [394-408]</b></summary>
<div>1. Kodrat dan tujuan inkulturasi iman <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#394" target="_blank">[394-400]</a><br/>
2. Katekismus-katekismus lokal <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#401" target="_blank">[401-408]</a>
<div style="margin-left: 20px">Pedoman untuk mendapatkan persetujuan yang diperlukan dari Takhta Apostolik untuk Katekismus-katekismus dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan pengajaran yang bersifat kateketik <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#407" target="_blank">[407-408]</a></div>
</div>
<br/>
</details>
<details>
<summary><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kbab12" target="_blank" id="bab12">Bab XII</a> - Organisasi-organisasi yang melayani Katekese [409-428]</b></summary>
<div>1. Tahta Suci <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#409" target="_blank">[409-410]</a><br/>
2. Sinode Para Uskup atau Konsili Hierarki Gereja Katolik Timur <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#411" target="_blank">[411]</a><br/>
3. Konferensi para Uskup <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#412" target="_blank">[412-415]</a><br/>
4. Keuskupan <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#416" target="_blank">[416-425]</a>
<div style="margin-left: 20px">Komisi kateketik di tingkat Keuskupan dan tugasnya <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#417" target="_blank">[417]</a><br/>
<div style="margin-left: 20px"><i>Analisis situasi</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#418" target="_blank">[418-419]</a><br/>
<i>Koordinasi katekese</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#420" target="_blank">[420-421]</a><br/>
<i>Program katekese di tingkat Keuskupan</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#422" target="_blank">[422-423]</a><br/>
<i>Program kerja</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#424" target="_blank">[424]</a><br/>
<i>Pembinaan katekis</i> <a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#425" target="_blank">[425]</a></div></div>
</div>
</details>
<p style="color: blue;"></p>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kpntp" target="_blank" id="pntp">PENUTUP</a></b></p>
<p style="color: blue;"></p>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kindeks" target="_blank" id="indeks">INDEKS TEKS MAGISTERIUM</a></b></p>
<p style="color: blue;"></p>
<p><b><a href="/p/pedoman-katekese-2020.html#kabrv" target="_blank" id="abrv">DAFTAR SINGKATAN</a></b></p>
</div>
<p style="text-align: right;"><br /></p><p style="text-align: right;">#katekese #pedomankatekese #evangelisasi</p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-57979978210054151982021-10-21T03:00:00.119+02:002022-01-03T11:05:10.153+01:00Murid Misioner mewartakan Kabar Sukacita<meta content='evangelii gaudium, katekese, evangelisasi, murid misioner, paus fransiskus' name='keywords'/>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ab5Pmyig2DY/YW_6UtlnmTI/AAAAAAAAL5E/zBu-UQbwDRElYdlq3YGmXjH5jgaf_9EVQCNcBGAsYHQ/s2008/Paus%2BFransiskus.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1125" data-original-width="2008" height="auto" src="https://1.bp.blogspot.com/-ab5Pmyig2DY/YW_6UtlnmTI/AAAAAAAAL5E/zBu-UQbwDRElYdlq3YGmXjH5jgaf_9EVQCNcBGAsYHQ/s2008/Paus%2BFransiskus.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="IN" style="font-family: Times New Roman; color: black; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pada tanggal 24 November 2013, Paus Fransikus Menerbitkan Seruan Apostolik <i>Evangelii Gaudium (Sukacita Injil)</i>. Bisa dikatakan bahwa Seruan Apostolik ini berisikan visi Paus Fransikus tentang bagaimana hidup sebagai murid Kristus di zaman sekarang ini. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Latar Belakang <i>Evangelii
Gaudium</i><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sebagaimana ditegaskan oleh Paus Paulus VI dalam ensikliknya <a href="https://www.terang-sabda.com/2022/01/evangelii-nuntiandi.html" target="_blank"><i>Evangelii Nuntiandi</i></a>, Gereja menyadari bahwa “Mewartakan Injil merupakan rahmat dan panggilannya yang khas, identitasnya yang terdalam” (bdk. EN 14). Dalam pemahaman itu, di tengah situasi zaman yang baru, Paus Yohanes Paulus II mendorong refleksi dan upaya evangelisasi baru. Melanjutkan karya pendahulunya, Paus Benediktus XVI mengangkat tema “Evangelisasi Baru untuk penerusan iman kristiani” dalam Sinode XIII Para Uskup Sedunia (7-28 Oktober 2012). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“Sinode” berasal dari kata <i>sun-odos</i> dalam bahasa Yunani, yang berarti ‘jalan bersama’ atau ‘perjalanan bersama’. Dalam penggunaannya secara umum, kata “Sinode” berarti “pertemuan”, “sidang majelis” atau “muktamar”. Menurut Kitab Hukum Kanonik, Sinode Keuskupan yang diselenggarakan oleh Uskup setempat ialah “himpunan imam-imam dan orang-orang beriman kristiani yang terpilih dari Gereja partikular, untuk membantu Uskup diosesan demi kesejahteraan seluruh komunitas diosesan” (<a href="https://www.terang-sabda.com/2006/08/khk-buku-2.html" target="_blank">KHK Kan. 460</a>). Sedangkan Sinode Para Uskup yang diselenggarakan atas undangan Paus ialah “himpunan para Uskup yang dipilih dari pelbagai kawasan dunia yang pada waktu-waktu yang ditetapkan berkumpul untuk membina hubungan erat antara Paus dan para Uskup, dan untuk membantu Paus dengan nasihat-nasihat guna memelihara keutuhan dan perkembangan iman serta moral, guna menjaga dan meneguhkan disiplin gerejawi, dan juga mempertimbangkan masalah-masalah yang menyangkut karya Gereja di dunia” (KHK Kan. 342). Ada beberapa macam Sinode Para Uskup, yaitu Sidang Umum Biasa (yang diadakan tiga tahun sekali), Sidang Umum Luar Biasa (yang diadakan untuk membahas permasalahan-permasalahan khusus tertentu) dan Sinode-sinode ‘istimewa’ (yang diselenggarakan demi kepentingan Gereja di wilayah/kawasan geografis tertentu).</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sinode XIII Para Uskup Sedunia yang diadakan pada bulan Oktober 2012, dibuka oleh Paus Benediktus XVI. Sinode ini sekaligus menjadi momen untuk memperingati 50 tahun pembukaan <a href="https://www.terang-sabda.com/p/sejarah-konsili-vatikan-ii.html" target="_blank">Konsili Vatikan II</a> (1962) dan 20 tahun penerbitan Katekismus Gereja Katolik (1992). Dalam keprihatinan atas ‘desertifikasi’ iman atau krisis iman yang melanda zaman ini, tema “Evangelisasi baru untuk untuk penerusan iman kristiani” menjadi pembahasan khusus para Uskup dalam Sinode ini. Menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada tanggal 28 Februari 2013, Paus Fransiskus menerbitkan Seruan Apostolik <a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i></a> untuk merangkum dan menyimpulkan karya-karya persiapan dan jalannya perdebatan dalam Sinode Para Uskup ini.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b>Apa saja yang dibahas dalam <a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i></a> ?</b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Evangelii Gaudium</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> merupakan visi Paus Fransikus tentang bagaimana hidup
sebagai murid Kristus di zaman sekarang ini, yaitu mewartakan Kabar Sukacita
Injil. </span><span class="notranslate"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seruan Apostolik ini mendorong semangat missioner dan pembaharuan diri Gereja. Dalam semangat perutusan sebagai Murid-murid
Kristus ini, </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Evangelisasi tidak
dipahami sebagai ‘penaklukan kembali’, ataupun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kristenisasi, atau pula penonjolan identitas
kristen, tetapi sebagai upaya untuk menghadirkan sukacita</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini pertama-tama didorong oleh sukacita perjumpaan
dengan Yesus Kristus : </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“<i>Sukacita
Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus</i>” (EG 1).</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam bahasa
latin, sukacita (<i>gaudium</i>) dibedakan dengan kegembiraan (<i>laetitia</i>).
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">k</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">egembiraan (</span><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">l</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">aetitia</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">) merupakan luapan rasa senang sebagai akibat </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dari hal-hal yang berasal </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dari luar, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ukacita (</span><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">g</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">audium</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">)
adalah lu</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pan rasa senang yang muncul dari dalam diri seseorang.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bagaimanakah pada </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">murid Kristus</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> menghidupi sukacita
ini ? Paus Fransiskus mengatakan : “</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ada umat Kristiani yang hidupnya seperti masa Prapaskah tanpa Paskah…
sedikit demi sedikit kita semua harus membiarkan sukacita iman perlahan-lahan
mulai bangkit sebagai suatu kepercayaan yang tenang tapi teguh, bahkan dalam
kesulitan terbesar.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> (EG 6) Menurutnya, hanya berkat perjumpaan, terutama
perjumpaan yang terus-menerus diperbarui, dengan Kasih Allah-lah, kita
dibebaskan dari kesempitan dan keterkungkungan diri (</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bdk.
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">EG 8).</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sukacita ini juga mengemban tanggung
jawab : d</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">alam diri setiap
murid Kristus, sukacita harus dibagikan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(bdk. EG 9). Karena itu, setiap murid Kristus adalah seorang Murid Misioner, artinya ia diutus untuk melaksanakan perintah Sang Guru untuk mewartakan Kabar Sukacita. Hal ini menggemakan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus :
“<i>Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan injil!</i>” (1Kor 9:16).</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semua
orang yang telah dibaptis, tanpa kecuali dan tanpa membeda-bedakan tingkatan,
dipanggil untuk mewartakan Injil dan bertumbuh sebagai pewarta Injil. Kekurangan
dan keterbatasan diri tidak menjadi penghalang bagi para murid Kristus untuk membagikan
Sukacita Injil : “Ketidaksempurnaan kita tidak boleh menjadi dalih;
sebaliknya, perutusan adalah dorongan terus-menerus untuk tidak tetap
terperosok ke dalam mediokrisi tetapi untuk terus berkembang.” (E</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">G 121</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dalam Seruan Apostolik ini, Paus Fransiskus menyampaikan visi tentang </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gereja yang bergerak keluar</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. Bercermin dari pengalaman iman Abraham, Musa dan Yeremia serta merefleksikan perintah Yesus pada para murid, “</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sabda Allah senantiasa menunjukkan pada kita bagaimana Allah menantang mereka yang percaya kepada-Nya </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">‘</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">untuk bergerak keluar</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">’</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">(EG 20).</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Karena itu s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">etiap
umat Kristiani dan setiap komunitas di</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">dorong </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">untuk keluar dari
zona nyaman</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">nya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">dan mempunyai
keberanian untuk menjangkau seluruh “periferi”</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">(atau daerah
pinggiran)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> yang memerlukan
Terang Injil (bdk. EG 20).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Paus Fransiskus juga merefleksikan peran Paroki sebagai
Persekutuan Iman dalam dinamika pewartaan Sukacita Injil : “Paroki adalah komunitas
dari pelbagai komunitas, tempat kudus di mana mereka yang haus datang untuk
minum di tengah-tengah perjalanan mereka, dan sebuah pusat perutusan yang
senantiasa memiliki jangkauan luas.” (EG 28) Karena itu, komunitas-komunitas
basis, gerakan-gerakan, serta berbagai bentuk perkumpulan semestinya senantiasa
menyelaraskan diri dengan gerak paroki dan siap sedia berperan serta dalam
seluruh kegiatan pastoral Gereja. (bdk. EG 29)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span class="notranslate"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagi Paus Fransiskus, seperti juga halnya bagi Yohanes Paulus II, misi evangelisatris
Gereja harus mengkomunikasikan pusat iman Kristen, yaitu kerygma. Namun, berbeda
dengan pendahulunya itu, Paus Fransiskus menegaskan bahwa pewartaan ini adalah pewartaan
pertama bukan karena hal itu terjadi pada awal proses evangelisasi, tetapi “dalam
arti kualitatif, karena merupakan pewartaan <i>utama</i>,<i> </i>yang harus
kita dengar lagi dan lagi dengan berbagai cara yang harus kita wartakan dengan
satu atau lain cara melalui proses katekese, di setiap tingkat dan setiap saat”
(EG 164). Bagi Paus Fransiskus, kerygma bersifat Trinitaris dan dinyatakan
dalam kata-kata berikut ini </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">:
“Yesus Kristus mencintaimu; Ia menyerahkan hidup-Nya untuk menyelamatkanmu; dan
sekarang Ia tinggal di sampingmu setiap hari untuk menerangi, menguatkan dan
membebaskanmu” (EG 164). <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span class="notranslate"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam pelaksanaan misi evangelisatris ini, s</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ikap-sikap yang harus menjadi bagian dari hidup seorang pewarta
Injil adalah keramah-tamahan, kesiapan untuk berdialog, kesabaran, dan penerimaan
orang dengan hangat tanpa menghakimi (bdk. EG 165). Bagi seorang pewarta Injil,
Sabda Allah adalah pusat hidupnya : “Evangelisasi menuntut keakraban dengan Sabda
Allah” (EG 175). Karena itu, Kitab Suci merupakan sumber utama Evangelisasi. Pewartaan
Sukacita Injil didasarkan pada Sabda Allah, yang didengarkan, direnungkan, dihayati,
dirayakan, dan dijadikan kesaksian : “Gereja tidak mewartakan Injil
apabila ia tidak terus menerus membiarkan dirinya diberi warta Injil” (EG 174).
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bagaimana aku mau mewartakan
Injil di tengah situasi konkret hidupku ?<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Seruan Apostolik <a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i></a> mengundang
kita untuk merefleksikan : <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt;"></p><ul><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Apa upayaku untuk senantiasa membangun relasi Pribadi yang intim dan mendalam dengan Yesus?</span></li><li><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Di tengah masyarakat kita yang plural, bagaimana aku melaksanakan Evangelisasi yang “bergerak keluar” dan “menghadirkan sukacita perjumpaan dengan Yesus Kristus”?</span></li></ul>
<p></p>
</div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-56913043554016149202021-10-20T13:38:00.025+02:002021-12-23T14:58:22.714+01:00Bagaimana menjadi murid Kristus di zaman sekarang?<meta content='evangelii gaudium, katekese, evangelisasi, murid misioner, paus fransiskus' name='keywords'/>
<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-iGWzUUdXCdE/YW_9OY9Lz6I/AAAAAAAAL5M/XJy2_nEegGMb0_YuGiSzy3sQWKQHBP-eQCNcBGAsYHQ/s637/Pope-Francis-Evangelii-Gaudium.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="423" data-original-width="637" height="auto" src="https://1.bp.blogspot.com/-iGWzUUdXCdE/YW_9OY9Lz6I/AAAAAAAAL5M/XJy2_nEegGMb0_YuGiSzy3sQWKQHBP-eQCNcBGAsYHQ/s637/Pope-Francis-Evangelii-Gaudium.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="IN" style="font-family: Times New Roman; color: black; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
<p>Pada tanggal 24 November 2013, Paus Fransikus Menerbitkan
Seruan Apostolik <i>Evangelii Gaudium (Sukacita Injil)</i>. Bisa dikatakan
bahwa Seruan Apostolik ini berisikan visi Paus Fransikus tentang bagaimana
hidup sebagai murid Kristus di zaman sekarang ini, yaitu mewartakan Kabar Sukacita
Injil. Seruan Apostolik ini mendukung cara baru hidup
menggereja yang dikembangkan oleh ajaran-ajaran magisterium selama tiga puluh
tahun terakhir, yaitu Gereja Misioner. Dalam semangat perutusan sebagai Murid-murid
Kristus ini, Evangelisasi tidak
dipahami sebagai ‘penaklukan kembali’, ataupun Kristenisasi, atau pula penonjolan identitas
kristen, tetapi sebagai upaya untuk menghadirkan sukacita : “<i>Sukacita
Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus</i>” (EG 1).</p>
<p>#evangelisasi #katekese #evangelii_gaudium</p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Secara umum, Seruan Apostolik <i><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank">Evangelii Gaudium</a></i> berisikan beberapa bagian berikut ini :</p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 39.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html#pengantar" target="_blank">Pengantar</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sukacita
y</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ang</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> senantiasa baru </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> dibagikan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Untuk
mewartakan Injil<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Evangelisasi
Baru untuk penyampaian iman<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 39.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html#bab1" target="_blank">Perubahan
perutusan Gereja</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gereja
y</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">an</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">g bergerak keluar<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kegiatan
pastoral dan pertobatan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dari
pokok Injil<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Perutusan
yang diwujudkan dalam keterbatasan manusiawi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Seorang
ibu dengan hati terbuka<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 39.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html#bab2" target="_blank">Krisis
komitmen Bersama</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tantangan
dunia sekarang:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 81.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 81.85pt; mso-list: l1 level4 lfo2; tab-stops: list 81.85pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ekonomi
</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> berhala baru<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 81.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 81.85pt; mso-list: l1 level4 lfo2; tab-stops: list 81.85pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sistem
finansial y</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ang</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">
menguasai<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 81.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 81.85pt; mso-list: l1 level4 lfo2; tab-stops: list 81.85pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketidaksetaraan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 81.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 81.85pt; mso-list: l1 level4 lfo2; tab-stops: list 81.85pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kekerasan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 81.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 81.85pt; mso-list: l1 level4 lfo2; tab-stops: list 81.85pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Budaya
urban<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Godaan-godaan
yang dihadapi oleh para pekerja pastoral<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 39.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html#bab3" target="_blank">Pewartaan
Injil</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Seluruh
umat mewartakan Injil<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Homili<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Mempersiapkan
khotbah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Evangelisasi
untuk pendalaman kerygma<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 39.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">E.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html#bab4" target="_blank">Dimensi
Sosial Evangelisasi</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gema
Komunal dan Sosial dari <i>Kerygma</i><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pelibatan
kaum miskin<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kesejahteraan
umum dan perdamaian<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dialog
untuk perdamaian<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 39.3pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 39.3pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">F.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html#bab5" target="_blank">Para
pewarta Injil yang dipenuhi Roh</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dorongan
perutusan yang diperbarui<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Maria,
Bunda Evangelisasi</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; margin-left: 60.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 60.55pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 60.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">Seruan Apostolik <i><a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank">Evangelii Gaudium</a></i> bisa dibaca selengkapnya <a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank">di tautan ini</a>.</p>
</div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-54080270305127720972021-09-16T18:42:00.010+02:002021-12-23T14:58:31.382+01:00“Murid-misioner” menurut Paus Fransiskus<meta content='evangelii gaudium, katekese, evangelisasi, murid misioner, paus fransiskus' name='keywords'/>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://quotefancy.com/media/wallpaper/3840x2160/484118-Pope-Francis-Quote-We-are-all-missionary-disciples.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" height="auto" src="https://quotefancy.com/media/wallpaper/3840x2160/484118-Pope-Francis-Quote-We-are-all-missionary-disciples.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Ungkapan “murid misioner” berasal dari tema Sidang Umum Kelima Para Uskup Amerika Latin dan Karibia yang berlangsung pada tanggal 13-31 Mei 2007 di Aparecida, São Paulo, Brasil. Dibuka oleh Paus Benediktus XVI, Sidang Umum ini mengangkat tema “Murid dan Misionaris Yesus Kristus supaya bangsa-bangsa kita memiliki hidup di dalam Dia.” Tema ini diilhami oleh kutipan Injil Yohanes : “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup” (Yoh 14:6). Dalam Sidang ini, Kardinal Jorge Bergoglio – yang kemudian menjadi Paus Fransiskus – dipilih untuk memimpin komite yang bertugas menyusun dokumen akhir. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina kerap menggunakan ungkapan “murid misioner” dan menjadikannya inti dari pesannya dalam Seruan Apostolik <a href="https://www.terang-sabda.com/p/evangelii-gaudium-bahasa-indonesia.html" target="_blank"><i>Evangelii Gaudium</i></a> (: EG), Sukacita Injil. Apakah itu “murid-misioner”?</p><p style="text-align: justify;">Paus Fransiskus mengatakan : “setiap orang Kristen adalah seorang misionaris karena ia telah menjumpai kasih Allah di dalam Yesus Kristus; kita tidak lagi mengatakan bahwa kita adalah ‘murid’ dan ‘misionaris’, tetapi bahwa kita adalah ‘murid-misioner’” (EG 120). Karena itu, berdasarkan baptisan yang diterimanya, setiap anggota Umat Allah adalah “murid-misioner”, artinya pengikut Kristus yang diutus untuk melaksanakan perintah-Nya : “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20).</p><p style="text-align: justify;">Paus Fransiskus mengundang kita untuk melakukan apa yang dia sebut sebagai pembaharuan misioner sehingga kita pun menjadi “Gereja yang bergerak keluar”, yaitu komunitas umat beriman yang tidak terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, namun mau pergi “ke pinggiran” : “Gereja yang ‘bergerak keluar’ adalah komunitas para murid yang diutus yang mengambil langkah pertama, yang terlibat dan mendukung, yang berbuah dan bersukacita.” (EG 24). </p><p style="text-align: justify;">Seorang murid misioner selalu menemukan jalan baru untuk mewartakan Injil, dia berani, dia tidak fokus pada dirinya sendiri tetapi pada orang-orang di luar Gereja, orang-orang yang beragama lain, orang miskin, dan orang-orang yang terpinggirkan. Seorang murid misioner tidak pergi ke sana untuk mewartakan Injil dengan membawa spanduk, tetapi berusaha memberikan kesaksian tentang sukacita menjadi seorang murid Kristus. </p>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-35022825708617227942021-02-22T02:30:00.023+01:002021-11-23T11:18:43.664+01:00Apa arti ”Amin”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.vaticannews.va/content/dam/vaticannews/multimedia/2020/01/10/12945.jpg/_jcr_content/renditions/cq5dam.thumbnail.cropped.750.422.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="422" data-original-width="750" height="auto" src="https://www.vaticannews.va/content/dam/vaticannews/multimedia/2020/01/10/12945.jpg/_jcr_content/renditions/cq5dam.thumbnail.cropped.750.422.jpeg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Santo Cyrillus dari Yerusalem menjelaskan : ”<i>Pada akhir doa Bapa Kami, kamu berseru ‘Amin’. Dengan kata ‘Amin’ yang berarti ‘semoga demikian’, kamu mengesahkan semua yang tertera dalam doa ini yang diajarkan Allah pada kita.</i>”</p><p><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 598</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div><span style="background-color: initial; color: black; font-family: nunito;">#katekese #doabapakami #amin</span></div><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-37560717556023731702021-02-21T02:30:00.025+01:002021-11-17T14:35:10.631+01:00Mengapa kita menutup doa Bapa Kami dengan permohonan ”Bebaskanlah kami dari yang jahat”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://houtz.tv/wp-content/uploads/2013/07/temptation_of_christ.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="740" height="auto" src="https://houtz.tv/wp-content/uploads/2013/07/temptation_of_christ.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Kejahatan menunjuk pada pribadi Setan, yang melawan Allah dan ”yang menyesatkan seluruh dunia” (Why 12:9). Kemenangan terhadap Setan sudah terjadi dalam Kristus. Tetapi, kita terus berdoa agar keluarga manusia dibebaskan dari Setan dan pekerjaan-pekerjaannya. Kita juga memohon anugerah kedamaian dan rahmat ketekunan untuk menantikan kedatangan Kristus yang akan membebaskan kita secara definitif dari Si Jahat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 597</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div><span style="background-color: initial; color: black; font-family: nunito;">#katekese #doabapakami #7permohonan #bebaskanlahkami #kejahatan</span></div><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-60030757722513970242021-02-20T02:30:00.029+01:002021-11-17T14:35:11.676+01:00Apa arti ”janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.swncdn.com/via/10442-istockgetty-images-plusrudall30-1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="418" data-original-width="800" height="auto" src="https://media.swncdn.com/via/10442-istockgetty-images-plusrudall30-1.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak membiarkan kita sendirian dan masuk dalam kuasa pencobaan. Kita meminta agar Roh Kudus membantu kita untuk membedakan : di satu pihak, antara <i>pencobaan</i> yang membuat kita berkembang dalam kebaikan dan <i>godaan</i> yang membawa kita pada dosa dan kematian; dan di lain pihak, antara <i>digoda</i> dan <i>menyetujui </i>godaan. Permohonan ”janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan” menyatukan kita dengan Yesus yang mengalahkan godaan dengan doa-Nya. Hal ini menyiapkan kita untuk menyambut rahmat kesiap-siagaan dan ketekunan sampai akhir.</p><p><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 596</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div><span style="background-color: initial; color: black; font-family: nunito;">#katekese #doabapakami #7permohonan #pencobaan #godaan</span></div><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></div></span><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></div></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-27801061927047261162021-02-19T02:30:00.019+01:002021-11-17T14:35:10.546+01:00Bagaimana pengampunan itu terjadi ?<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.santuariodivinamisericordia.pe/wp-content/uploads/2020/04/santuario-divina-misericordia-meditacion.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="444" data-original-width="800" height="auto" src="https://www.santuariodivinamisericordia.pe/wp-content/uploads/2020/04/santuario-divina-misericordia-meditacion.png" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Kerahiman dan belas kasih Allah akan memasuki hati kita hanya jika kita sendiri belajar bagaimana mengampuni – bahkan termasuk mengampuni musuh-musuh kita. Meskipun bagi manusia tampaknya tidak mungkin untuk memenuhi tuntutan ini, hati yang mempersembahkan dirinya kepada Roh Kudus dapat, seperti Kristus, mencintai bahkan sampai pada titik penghabisan. Hati yang demikian dapat mengubah luka menjadi belas kasihan, dan penghinaan menjadi doa syafaat. Dengan mengampuni, kita ambil bagian dalam kerahiman dan belas kasih Allah, dan Pengampunan merupakan puncak doa Kristiani.</div><p></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 595</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><span style="background-color: initial; color: black; font-family: nunito;">#katekese #doabapakami #7permohonan #ampunilahkesalahankami</span></div><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></div></span><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></div></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-61925774387379112202021-02-18T02:30:00.016+01:002021-11-17T14:35:11.690+01:00Mengapa kita berkata ”Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”?<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.cumanagement.com/sites/default/files/2020-05/birds-chain-going-free.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="458" data-original-width="800" height="auto" src="https://www.cumanagement.com/sites/default/files/2020-05/birds-chain-going-free.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Dengan memohon agar Allah Bapa mengampuni kita, kita mengakui di hadapan-Nya bahwa kita adalah pendosa. Sekaligus juga kita mewartakan kerahiman-Nya karena, di dalam Putra-Nya dan melalui Sakramen-sakramen, ”kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa” (Kol 1:14). Namun, permohonan kita ini akan dikabulkan hanya jika, di pihak kita, kita lebih dulu mengampuni.</div><p></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 594</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><span style="background-color: initial; color: black; font-family: nunito;">#katekese #doabapakami #7permohonan #ampunilahkesalahankami</span></div><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></div></span><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></div></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-41821060681572425162021-02-17T02:30:00.005+01:002021-11-17T14:35:10.660+01:00Bagi umat kristiani, apa arti khas permohonan ”Berilah kami rezeki pada hari ini”?<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.sedifop.com/wp-content/uploads/2015/07/multiplication-pains.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" height="auto" src="http://www.sedifop.com/wp-content/uploads/2015/07/multiplication-pains.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Karena ”manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4), permohonan ”Berilah kami rezeki pada hari ini” terkait juga dengan rasa lapar akan <i>Sabda Allah</i> dan <i>Tubuh Kristus</i> yang diterima dalam Ekaristi, sebagaimana juga rasa lapar akan Roh Kudus. Kita memohonkannya dengan penuh kepercayaan, <i>pada hari ini</i> – pada kekinian Allah – dan hal ini diberikan kepada kita terutama dalam Ekaristi, di mana kita 'mencicipi' perjamuan Kerajaan yang akan datang.</div><p></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 593</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami #7permohonan #</span><span style="color: black; font-family: nunito;">berilahkamirezeki</span></div><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></div></span><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: right;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></div></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-11029018690710755772021-02-15T05:45:00.031+01:002021-11-17T14:35:09.987+01:00Apa arti permohonan ”Berilah kami rezeki pada hari ini”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://chadenac.com/wp-content/uploads/2020/10/neuvaine-pour-prier-en-famille-645x278.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="278" data-original-width="645" height="auto" src="https://chadenac.com/wp-content/uploads/2020/10/neuvaine-pour-prier-en-famille-645x278.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Memohon kepada Allah, dengan kepercayaan seorang anak, untuk makanan sehari-hari yang perlu untuk kita semua berarti mengakui betapa baiknya Allah, mengatasi segala kebaikan. Kita juga memohonkan rahmat untuk mengetahui bagaimana kita harus bertindak supaya keadilan dan solidaritas memungkinkan orang-orang yang hidup berkelimpahan untuk datang membantu mereka yang kekurangan dan membutuhkan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 592</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami #7permohonan #berilahkamirejeki</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-14433784553908273202021-02-14T05:45:00.038+01:002021-11-17T14:35:10.001+01:00Mengapa berdoa ”jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://s.topchretien.com/media/filer_public_thumbnails/filer_public/d6/77/d67790ce-cb82-4579-8f76-ce2dd26d6d5b/shutterstock_712661815-e1529052211229.jpg__770x433_q85_crop_subsampling-2_upscale.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="433" data-original-width="770" height="auto" src="https://s.topchretien.com/media/filer_public_thumbnails/filer_public/d6/77/d67790ce-cb82-4579-8f76-ce2dd26d6d5b/shutterstock_712661815-e1529052211229.jpg__770x433_q85_crop_subsampling-2_upscale.jpg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Kehendak Bapa ialah agar ”semua orang diselamatkan” (1Tim 2:4). Untuk inilah Yesus datang: untuk melaksanakan dengan sempurna kehendak Bapa yang menyelamatkan. Kita berdoa kepada Allah Bapa kita agar menyatukan kehendak kita dengan kehendak Putra-Nya seturut teladan Perawan Maria yang Terberkati dan para kudus. Kita memohon agar rencana-Nya yang penuh cinta terlaksana sepenuhnya di dunia ini sebagaimana sudah terlaksana di dalam surga. Melalui doa inilah kita dapat mengenal ”yang berkenan kepada Allah” (Rom 12:2) dan mempunyai ”ketekunan” untuk melaksanakannya (Ibr 10:36). </div><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 591</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami #7permohonan #jadilahkehendakMu</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-26014917152316336032021-02-13T05:45:00.017+01:002021-11-17T14:35:10.106+01:00Apa yang dimohon oleh Gereja ketika berdoa ”Datanglah Kerajaan-Mu”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://s.topchretien.com/media/filer_public_thumbnails/filer_public/ed/09/ed097412-d0c3-4cd8-8be5-a8aa73d754c5/shutterstock_593762702-e1554107538954.jpg__770x433_q85_crop_subsampling-2_upscale.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="433" data-original-width="770" height="auto" src="https://s.topchretien.com/media/filer_public_thumbnails/filer_public/ed/09/ed097412-d0c3-4cd8-8be5-a8aa73d754c5/shutterstock_593762702-e1554107538954.jpg__770x433_q85_crop_subsampling-2_upscale.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Gereja berdoa untuk kedatangan terakhir Kerajaan Allah melalui kedatangan kembali Kristus dalam kemuliaan-Nya. Gereja juga berdoa agar Kerajaan Allah dapat berkembang sejak saat ini melalui pengudusan manusia dalam Roh dan melalui komitmen mereka pada pelayanan keadilan dan perdamaian sesuai Sabda Bahagia. Permohonan ini merupakan seruan Roh dan Mempelai : ”Datanglah, Tuhan Yesus” (Why 22:20).</p><div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><br /></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 590</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami #7permohonan #datanglahkerajaanMu</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-29272070175974787662021-02-12T05:45:00.033+01:002021-11-17T14:35:10.598+01:00Bagaimana caranya Nama Allah dikuduskan di dalam diri kita dan di dunia?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://medias.lavie.fr/api/v1/images/view/5f6002a2d286c206d042eccc/width_1000/image.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="380" data-original-width="650" height="auto" src="https://medias.lavie.fr/api/v1/images/view/5f6002a2d286c206d042eccc/width_1000/image.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Membuat Kudus Nama Allah, yang memanggil kita kepada ”kekudusan” (1Tes 4:7) adalah menghendaki agar rahmat pengudusan Sakramen Baptis menjiwai seluruh hidup kita. Hal ini juga berarti bahwa kita memohon – lewat hidup dan doa kita – agar Nama Allah dikenal dan dimuliakan oleh setiap orang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 589</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami #7permohonan #dimuliakanlahnamaMu</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-54127269608668644522021-02-11T05:45:00.012+01:002021-12-03T11:48:19.551+01:00Dalam Doa Bapa Kami, apa arti ”Dimuliakanlah Nama-Mu”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://img.freepik.com/photos-gratuite/mains-jointes-priere-sainte-bible-eglise_1150-17594.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="754" data-original-width="1006" height="auto" src="https://img.freepik.com/photos-gratuite/mains-jointes-priere-sainte-bible-eglise_1150-17594.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Memuliakan Nama Allah terutama merupakan sebuah doa pujian yang mengakui Allah sebagai Kudus. Allah sudah mewahyukan Nama-Nya yang kudus kepada Musa dan ingin agar umat-Nya dipersembahkan kepada-Nya sebagai bangsa yang kudus dan di dalamnya Dia akan tinggal.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 588</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami </span><span style="font-family: nunito;">#dimuliakanlahnamaMu </span><span style="background-color: initial; color: black; font-family: nunito;">#7permohonan</span></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-41270448298362121562021-02-10T05:45:00.017+01:002021-12-15T17:21:19.152+01:00Bagaimana struktur Doa Bapa Kami ?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://linformateurdebourgogne.com/wp-content/uploads/2020/01/soleil-chapelet-mains-priere-750x420-1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Posisi Tangan Berdoa dan Rosario" border="0" data-original-height="420" data-original-width="750" height="auto" src="https://linformateurdebourgogne.com/wp-content/uploads/2020/01/soleil-chapelet-mains-priere-750x420-1.jpg" title="Struktur Doa Bapa Kami" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Doa Bapa Kami berisi tujuh permohonan kepada Allah Bapa. Tiga permohonan yang pertama berpusat kepada Allah, menarik diri kita kepada-Nya, untuk kemuliaan-Nya. Hal ini merupakan ciri khas cinta kepada Allah : kita hanya memikirkan Dia yang kita cintai. Ketiga permohonan ini menunjukkan secara khusus apa yang seharusnya kita mohon kepada Allah : pengudusan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dan pemenuhan kehendak-Nya. Empat permohonan yang berikutnya mempersembahkan kepada Bapa yang maharahim, kemalangan dan harapan kita. Yang dimohon dari Bapa ialah: rezeki, pengampunan, perlindungan dari pencobaan, dan pembebasan dari yang jahat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 587</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: Nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#katekese #doabapakami #7permohonan</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-6208389741609229502021-02-03T02:30:00.014+01:002021-12-03T11:41:39.880+01:00Apa artinya ”Yang ada di surga”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://static.lexpress.fr/medias_11249/w_1706,h_1280,c_crop,x_276,y_85/w_640,h_358,c_fill,g_center/v1481096107/un-fidele-en-priere-dans-une-eglise-le-17-novembre-2016-a-saint-foy-les-lyon_5759979.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="358" data-original-width="640" height="auto" src="https://static.lexpress.fr/medias_11249/w_1706,h_1280,c_crop,x_276,y_85/w_640,h_358,c_fill,g_center/v1481096107/un-fidele-en-priere-dans-une-eglise-le-17-novembre-2016-a-saint-foy-les-lyon_5759979.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Dalam doa Bapa Kami, kita menyapa Allah sebagai "Bapa kami yang ada di surga". Ungkapan biblis "yang ada di surga" ini tidak menunjukkan suatu tempat tertentu, tetapi suatu cara berada. Allah mengatasi segala sesuatu. Ungkapan ini menunjuk pada keagungan, kesucian, dan juga kehadiran-Nya di dalam hati orang-orang benar. Surga, atau rumah Bapa, itu tanah air kita yang sejati dan kita sedang menuju ke sana dalam pengharapan, sementara kita masih tinggal di dunia ini. ”Tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (Kol 3:3), kita sudah tinggal di dalam tanah air ini.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 586</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: nunito;">#Katekese #Doa_Bapa_Kami #Bapa_Kami_yang_ada_di_surga</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-68770255542624317502021-02-02T02:30:00.010+01:002021-11-17T14:35:11.747+01:00Dengan semangat persekutuan dan perutusan macam apakah kita berdoa kepada Allah sebagai Bapa ”kita”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://img.aws.la-croix.com/2013/10/15/1042839/Rassemblement-oecumenique-occasion-Semaine-priere-pour-Unite-chretiens-16-janvier-2013-Notre-Dame-Pentecote-La-Defense_1_1400_860.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="538" data-original-width="800" height="430" src="https://img.aws.la-croix.com/2013/10/15/1042839/Rassemblement-oecumenique-occasion-Semaine-priere-pour-Unite-chretiens-16-janvier-2013-Notre-Dame-Pentecote-La-Defense_1_1400_860.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Karena berdoa Bapa ”kami” merupakan berkat umum bagi orang-orang yang sudah dibaptis, mereka ini merasakan dorongan yang mendesak untuk bergabung dalam doa Yesus untuk kesatuan para murid-Nya. Berdoa ”Bapa Kami” berarti berdoa dengan semua orang dan untuk semua orang agar mereka mengenal satu Allah yang benar dan dikumpulkan bersama dalam satu kesatuan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 585</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="color: black; font-family: nunito;">#Katekese #Doa_Bapa_Kami #Bapa_Kami_yang_ada_di_surga</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7764591399412766804.post-17109054193767689212021-02-01T02:30:00.024+01:002021-11-17T14:35:10.019+01:00Mengapa kita berkata Bapa ”Kami”?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.reforme.net/wp-content/uploads/2019/10/Notre-Pere-Pascal-Deloche-Godong-e1571731016381.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="534" data-original-width="800" height="427" src="https://www.reforme.net/wp-content/uploads/2019/10/Notre-Pere-Pascal-Deloche-Godong-e1571731016381.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Kata ”kami” mengungkapkan hubungan yang sama sekali baru dengan Allah. Jika kita berdoa kepada Bapa, kita menyembah dan memuliakan Dia bersama Putra dan Roh Kudus. Dalam Kristus, kita adalah ”umat-Nya” dan Dia Allah ”kita” sekarang dan selama-lamanya. Dengan demikian, kita berkata Bapa ”kami” karena Gereja Kristus adalah kesatuan banyak sekali saudara dan saudari yang ”sehati dan sejiwa” (Kis 4:32).</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_compendium-ccc_id.pdf" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank">KKGK 584</a></div><div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #5e5e5e; font-family: nunito; font-size: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">#Katekese #Doa_Bapa_Kami #</span><span style="color: black;">Bapa_Kami_yang_ada_di_surga</span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">Untuk membaca teks lengkap Kompendium Katekismus Gereja Katolik,</b></a></span><br style="outline: 0px; transition: all 0.3s ease 0s;" /><span style="background: 0px 0px; border: 0px; color: black; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;"><a href="https://www.terang-sabda.com/2005/06/kompendium-kateksimus-gereja-katolik.html" style="background: 0px 0px; border: 0px; color: #fd4326; font-family: Nunito; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-decoration-line: none; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;" target="_blank"><b style="background: 0px 0px; border: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.3s ease 0s; vertical-align: baseline;">silahkan klik di sini.</b></a></span></div>Dimas Danang A.W.http://www.blogger.com/profile/18213319506320314709noreply@blogger.com0